TEMPO.CO, Jakarta - Pada 2010, Rizal Malarangeng menyerahkan lahan dan bangunannya di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak ke Menteri Kehutanan. Namun setelah dua tahun berlalu, bangunan ilegal itu masih tegak berdiri dan terawat rapi. Adik Andi Mallarangeng itu juga masih sering berkunjung dan beristirahat di sana. Rizal mengakui masih mengelola vila dan lahan 9,5 hektare itu atas restu Kementerian Kehutanan. "Sambil menunggu keputusan dari pemerintah lahan itu akan diapakan, kami minta supaya diperbolehkan untuk mengelola," ujar Rizal ketika dihubungi Tempo pekan lalu.
Menurut Rizal, ia membeli lahan di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor itu pada 2004 dengan cara oper-alih lahan garap. "Saat itu lahan berupa bekas perkebunan, tidak terawat," katanya. Harga per meter lahan kala itu adalah Rp 7.500.
Selanjutnya, ia membangun vila, ladang, dan peternakan. "Saya juga menanam pohon 15 ribu pohon di sana," katanya. Namun, karena berdiri di lahan yang tidak jelas status tanahnya, bangunan vila Rizal tidak pernah memiliki IMB. "Karena itu, saya bangun semipermanen, tembok dari kayu dan bambu."
Ketika ribut-ribut tentang vila liar di Kawasan Taman Nasional pada 2010, Rizal bersama sejumlah pemilik vila lain, termasuk Ahmad Albar, Zarkasih Nur, dan Harry Capri rame-rame menyerahkan lahan dan bangunan mereka ke pemerintah. "Saya ada salahnya juga karena membeli lahan yang berstatus lahan garap dari warga," ujarnya.
Namun, tampaknya langkah penyerahan vila itu tidak diikuti oleh sebagian besar pemilik vila lainnya. Sikap pemerintah juga belum jelas. Dan, sambil menunggu kejelasan sikap pemerintah, Rizal meminta izin untuk mengelola vila dan lahan tersebut. "Sudah bukan milik saya. Saya hanya mengelola saja agar tidak rusak dan pohon tidak ditebang," terangnya.
Investigasi majalah Tempo edisi Senin, 4 Maret 2013 menemukan ratusan vila berdiri di zona inti Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Keberadaan ratusan vila di area konservasi hulu Sungai Cisadane ini ditengarai sebagai salah satu penyebab banjir yang merendam Jakarta dan sekitarnya pada Januari lalu.
TIM INVESTIGASI TEMPO
Terpopuler:
Cuit Anas Urbaningrum Sindir Pemimpin
Video Kekerasan Densus 88, Ini Tanggapan Kapolri
Fuad Bawazier Tantang SBY Ungkap Pembocor SPT
Ahok Geleng-Geleng Lihat Rumah Pompa Cengkareng
Digebuki, Wartawati Paser TV Keguguran
Soal Anas Urbaningrum, Publik Percaya KPK
Busyro Muqoddas Mantu, Tamu Dilarang Bawa Angpau
Pemukulan Wartawati Hingga Keguguran Dikecam
Aniaya Wartawati Paser TV, Sekdes Jadi Tersangka
KPU Tetapkan Kemenangan Aher-Deddy