TEMPO.CO, Banjarnegara -- Aktivitas Kawah Timbang di Dusun Simbar, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Banjarnegara, belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Saat ini statusnya masih waspada. (Lihat: Kawah Timbang Keluarkan Gas Beracun)
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Tunut Pujiharjo, mengatakan, sejak 8 hingga 12 Maret, ada peningkatan frekuensi letusan freatik yang diikuti dengan peningkatan semburan gas beracun. "Kami menemukan burung-burung, kucing, dan kelinci mati di sekitar kawah," kata Tunut, Rabu, 13 Maret 2013.
Baca Juga:
Ia mengatakan, peningkatan semburan gas beracun terpantau pada alat sensor yang dipasang pada ketinggian 15 meter dari tanah. Menurut dia, gas terus mengalir terutama saat malam hari. Gas akan memudar jika ada sinar matahari.
Ia memperkirakan, ada sekitar 500-700 titik semburan gas beracun di sekitar Kawah Timbang. Aktivitas pada radius 500 meter dari pusat kawah masih dilarang.
Kawah Timbang dan Kawah Sinila pada tahun 1979 menyemburkan gas beracun hingga menewaskan 179 jiwa. Pada Mei 2011 lalu, kawah kembali mengeluarkan gas beracun sehingga ribuan orang terpaksa mengungsi.
Tunut menambahkan, asap putih dan uap air beracun menyembur sejauh 350 meter. Dia mengatakan, gas beracun CO2 memiliki volume sebanyak 0,14 persen. Padahal, batas normalnya adalah 0,05 persen.
Tunut mengatakan, pada hari pertama peningkatan aktivitas kawah, terjadi empat kali gempa vulkanik disertai uap, gas CO, dan CO2. "Posisi embusan berpindah kurang-lebih 10 meter dari embusan 2011," katanya.
Pada Selasa kemarin, sebuah mobil jip yang ditumpangi dua petani mengalami mati mesin saat melintas di dekat kawah. Beruntung, dua pengendara mobil itu, Tri dan Hidayat, waspada. Keduanya bergegas turun dan lari meninggalkan lokasi itu sambil menahan napas. Hingga Selasa petang, kendaraan tersebut masih di lokasi.
Menurut Tunut, intensitas gempa dari hari ke hari cenderung meningkat. "Kemarin, terjadi enam gempa vulkanik dan satu kali gempa tektonik," katanya.
Tunut menambahkan, pihaknya mengeluarkan beberapa rekomendasi, di antaranya jalan yang terlanda gas beracun untuk tidak dilintasi oleh petani dan kawasan rawan gas beracun perlu dipasang rambu-rambu peringatan. "Kami mengimbau para petani untuk tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari kawah," ujarnya.
Kepala Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Ibrahim, mengatakan, jalur evakuasi beberapa waktu lalu sudah dilebarkan oleh warga, dari 1,5 meter menjadi 3 meter. Namun, pihak desa masih berharap agar pemerintah lebih memperhatikan jalur tersebut. "Kami berharap pemerintah melakukan pengerasan jalan karena jalur itu masih berupa jalan tanah," katanya. Simak dan waspada gunung berapi di Indonesia.
ARIS ANDRIANTO
Baca juga:
Badan Geologi: Gunung Dieng Berstatus Waspada
Bambang Soesatyo Ungkap Pertemuan dengan Djoko
Efek Bahaya Tombol Like di Facebook
Di Madiun, Harta Djoko Susilo Senilai Rp 15 Miliar
Geng Irene 'Kill Bill' Bentrok di Lapas Salemba