TEMPO.CO , Memphis--Virus flu burung baru jenis H7N9 kemungkinan dapat menyebar melalui udara secara terbatas. Sebuah studi baru telah meneliti bagaimana virus tersebut menyebar pada hewan.
Penelitian ini juga memberi lebih banyak bukti bahwa virus baru ini dapat menyebar di antara manusia dalam kontak yang sangat dekat. Namun, sepertinya virus ini tak mungkin bisa menyebabkan pandemi, kecuali jika ia mengalami perubahan genetik yang memungkinkan menyebar lebih efisien antara orang-orang.
Menurut WHO, sebanyak 131 orang di Cina telah jatuh sakit akibat virus H7N9 ini. Tigapuluh enam orang diantaranya meninggal. Sekitar 75 persen dari kasus ini adalah orang-orang yang memiliki kontak langsung dengan unggas.
Dalam beberapa kasus, orang-orang dalam keluarga dekat akan terjangkit virus ini. Tetapi menurut WHO, tidak ada bukti berkelanjutan bahwa virus tersebut menular dari manusia ke manusia.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi apakah seseorang bisa jatuh sakit akibat virus flu ini. Para peneliti ingin mempelajari virus flu yang menjangkiti hewan dalam kondisi yang terkendali. "Kami melakukannya untuk memahami bagaimana virus ini menyebar," kata peneliti Dr Richard Webby, ahli flu burung di St Jude Children Research Hospital di Memphis, Tenn.
Dalam studi baru tersebut, para peneliti menginfeksi 6 musang dengan virus H7N9. Musang dianggap model yang baik untuk mempelajari penularan flu manusia. Pasalnya efisiensi penyebaran flu pada musang cenderung dapat memprediksi penyebaran pada manusia.
Beberapa musang yang terinfeksi ditempatkan di kandang yang sama dengan musang yang tak terinfeksi. Selain itu, beberapa musang yang tak terinfeksi tersebut ditempatkan di kandang yang berbeda, agak jauh dari kumpulan musang yang terinfeksi. Ini untuk melihat apakah virus ini bisa menyebar melalui udara atau tidak.
Semua musang sehat yang berada di kandang yang sama dengan musang yang terinfeksi, telah terjangkit virus itu. Ini menunjukkan bahwa virus dapat menyebar melalui kontak langsung. Virus flu juga menyebar melalui udara, tetapi nampaknya kurang efisien. Hanya satu dari 3 musang yang berada di kandang yang jauh dari musang terinfeksi saja yang terjangkit virus itu.
"Transmisi antara manusia kemungkinan virus itu harus melalui dua rute secara efisien yaitu melalui udara dan kontak langsung," kata Webby. Menurutnya, virus H7N9 kurang efektif berada di udara sehingga mereka tidak memiliki kapasitas sebagai penyebab pandemi.
Virus H7N9 tampaknya tidak tersebar antara babi baik melalui udara atau kontak langsung. Transmsi antara babi akan sangat memprihatinkan karena ini akan memberi lebih banyak kesempatan virus tersebut berkembang dan menyebar antar manusia. Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal Science.
LIVE SCIENCE | ISMI WAHID
Terhangat:
Darin Mumtazah & Luthfi | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha
Baca juga:
Intel Atom Bakal Hadir di Samsung Galaxy Tab 3
Pelajar Kansas Ciptakan Bahan Bakar `Media Sosial`
Begini Karakter Orang Cerdas Menyerap Informasi
Samsung Konfirmasi 2 Varian Galaxy S4 Mini