TEMPO.CO, Jakarta - Perekonomian Amerika Serikat yang sudah cukup kuat menjadi alasan bagi bank sentral untuk perlahan mengurangi stimulus moneter.
Teka-teki stimulus bank sentral Amerika (the Fed) terjawab sudah. Dalam penutupan pertemuan FOMC Meeting kemarin, Gubernur The Fed Ben Bernanke mengatakan the Fed akan mengevaluasi kebijakan pelonggaran moneter seiring membaiknya perekonomian Amerika.
Baca Juga:
"Kami telah mengantisipasi pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat di Amerika. Apabila data-data ekonomi terus membaik sesuai ekspektasi, bank sentral akan memperlambat stimulusnya," ujar Bernanke.
Stimulus akan dikurangi secara bertahap mulai awal 2014, kemudian dievaluasi setiap kuartal, sebelum benar-benar dihentikan pada pertengahan 2014.
Bernanke mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang cukup moderat telah memulihkan pasar tenaga kerja dari kisaran 8 persen ke 7,9 persen. "Setelah kami menghentikan stimulus, diharapkan pengangguran telah mencapai 7,6 persen,"
Konfirmasi Bernanke direspons negatif oleh pasar. Seperti diketahui, program the Fed untuk membeli obligasi senilai US$ 85 miliar per bulan sejak September 2012 telah mendorong arus likuiditas di pasar global.
Di penutupan bursa Wall Street kemarin, indeks Dow Jones turun tajam 206 poin (1,35 persen) ke level 15.112,19. Penurunan tajam Dow Jones diikuti naiknya imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun ke level tertinggi dalam 15 bulan terakhir.
Sementara itu, hinga 11.20 WIB Nikkei 225 terkoreksi 0,88 persen ke 13.128,27, Hang Seng turun 2,63 persen ke 20.434,52 dan Strait Times turun 1,97 persen ke 3.150,39.
Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia ikut turun tajam sejak awal perdagangan. Hingga 11.25, IHSG terjun bebas 134,38 poin (2,8 persen) ke level 4.671,59.
M. AZHAR | REUTERS
Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Gaji Pilot Lion Air Sekitar Rp 45 Juta per Bulan
Lion Air Berambisi Kuasai Penerbangan ASEAN
Utang Pemerintah ke Pertamina Rp 25 Triliun
BBM Naik, Tarif Angkutan Naik 30-35 Persen
Rupiah Tembus 10.000
Lion Air Tantang AirAsia dan Tiger Airways