TEMPO.CO, Dubai - Presiden terpilih Iran, Hassan Rouhani mulai menggulirkan reformasi di dalam negeri. Hari ini, Rabu 3 Juli 2013, Rouhani mendesak pemerintah dan ulama untuk tidak terlalu ikut campur dalam kehidupan pribadi rakyat, membebaskan akses Internet dan mengizinkan media pemerintah untuk lebih terbuka soal masalah-masalah di Iran.
“Pemerintahan yang kuat bukan berarti pemerintahan yang campur tangan dalam semua urusan. Bukanlah sebuah pemerintahan jika membatasi kehidupan rakyat. Ini bukan pemerintahan yang kuat,” kata Rouhani yang baru akan dilantik bulan depan.
“Kekuatan pemerintah terletak pada peningkatan kepercayaan rakyat, dan menawarkan jasa, menyelesaikan masalah, menetapkan sasaran pembangunan selanjutnya bagi seluruh warganegara, membantu mereka memenuhi kebutuhan dan hasrat akan perubahan,” kata Rouhani dalam pidato yang ditayangkan secara nasional di televise pemerintah.
Rouhani didongkrak oleh mandate popular dan dukungan dari aliansi kaum moderat dan reformer mantan Presiden Akbar Hashemi Rafsanjani dan Mohammad Khatami.
Menyaring Internet di Iran, menindak sosialmedia yang digunakan untuk mengobarkan aksi protes besar pada pemilihan 2009, terbukti tidak efektif, kata Rouhani via Twitter saat kampanye. Pada saat yang sama dia mengkritisi radio pemerintah IRIB yang mengabaikan isu di dalam Iran.
Pemerintah memonopoli siaran televisi di Iran, namun meski penerima via satelit dilarang dan stasiun asing diblokir, banyak warga Iran bisa mendapatkan saluran berita dari Amerika Serikat dan Eropa.
“Ketika IRIB menyiarkan kelahiran seekor panda di Cina, tapi tidak mengatakan apa-apa soal aksi demo pekerja yang tidak dibayar gajinya, jelas rakyat dan generasi muda akan mengabaikannya,” kicau Rouhani via akun Twitternya.
Kunci kesuksesan Rouhani untuk menggelontorkan visi masyarakat yang lebih terbuka dalam sistem Islam tergantung pada dukungan ulama tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Selama bertahun-tahun Rouhani menjadi wakil pribadi di Dewan Keamanan Nasional, dan mendapatkan kepercayaannya, bahkan di antara kalangan moderat dan garis keras.
Rouhani juga mendapat tantangan rakyat yang ingin perubahan cepat, serta potensi serangan politisi oposisi, dan perekonomian yang lumpuh akibat sanksi internasional.
Rouhani minta rakyat Iran untuk bersabar. “Kita punya banyak masalah. Tidak ada pemerintahan sepanjang sejarah Iran mneghadapi masalah sebanyak sekarang,” kata Rouhani dalam pertemuan ulama. “Masalah tidak akan selesai dalam hitungan hari atau bulan.”
REUTERS | NATALIA SANTI
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta
Berita Terpopuler:
PAN Tolak RUU Ormas, 'Pecat Besan!'
Ada SBY, Tepuk Tangan Meriahnya untuk Jokowi
Rumah Banyak, Satu yang Jadi Favorit Djoko Susilo
Suswono: Bodohnya Pengusaha Bisa Dibohongi AF
Demonstran Wanita 'Diraba-raba' di Tahrir Square