TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 50 basis poin menjadi 6,5 persen diperkirakan akan segera mengerek bunga kredit perbankan. Akibatnya, kredit akan seret dan pertumbuhan ekonomi melambat.
Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional Sigit Pramono mengatakan bank-bank diprediksi akan segera merespons kebijakan bank sentral dengan menaikkan suku bunga.
Kepala Pusat Studi Ekonomi Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, A. Tony Prasetyantono, berpendapat serupa. Lebih jauh, Tony menilai kenaikan suku bunga perbankan tersebut bisa meningkatkan risiko kredit seret. Akibatnya, dia memperkirakan pada semester kedua tahun ini kredit perbankan hanya tumbuh 18-19 persen, "Turun dibanding semester pertama 22 persen." kata dia kepada Tempo, Kamis 11 Juli 2013.
Tak hanya itu, kenaikan suku bunga juga diramalkan akan mengoreksi pertumbuhan ekonomi. Tony memperkirakan ekonomi hanya akan tumbuh pada kisaran 6 persen, di bawah angka yang ditargetkan pemerintah sebesar 6,3 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013.
Kepala Ekonom dari Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa, mengingatkan, ekonomi akan terus melambat jika tidak ada stimulus moneter. “Jika BI kembali menaikkan suku bunga, pertumbuhan ekonomi bisa turun di bawah 6 persen,” kata Yudhi.
Baca Juga:
Direktur Utama Bank Negara Indonesia Gatot Suwondo mengaku akan melirik pesaing lainnya sebelum menentukan besaran kenaikan suku bunga. Sedangkan Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengaku keputusan menaikkan suku bunga kredit tak akan diambil dengan mudah. “Persaingan yang ketat membuat perbankan berhati-hati mengambil keputusan,” katanya.
Ekonom Standard Chartered Bank Eric Sugandi bahkan tak yakin bank akan menaikkan suku bunga ke level yang sama dengan BI Rate. “Kalau terlalu agresif menaikkan suku bunga kredit, akan kontraproduktif,” ujarnya.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan antisipasi otoritas moneter untuk menghadapi ancaman inflasi pasca-kenaikan harga bahan bakar minyak. “Diharapkan kebijakan ini bisa mengendalikan tingginya laju inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah,” katanya. Selain menaikkan BI Rate, rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan pula kenaikan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia ke level 4,75 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah menegaskan bahwa kebijakan BI menaikkan suku bunga ini bertujuan untuk mendukung stabilitas perekonomian. “Inflasi akan normal dan arus modal asing masuk kembali ke Indonesia,” katanya.
MARTHA THERTINA | ANGGA SUKMA WIJAYA | ISMI DAMAYANTI
Terpopuler
Dahlan Iskan Blusukan ke Kantor Tempo
Dahlan Iskan Takut Ngomong Sama Wartawan
BI Rate Naik, Rupiah Membaik
Tol Trans Sumatera Mulai Digarap Akhir September
Di Luar Prediksi, BI Rate Naik 50 Basis Poin