TEMPO.CO, Kairo - Usai salat Jumat siang waktu setempat, 12 Juli 2013, sekelompok pendukung bekas Presiden Mursi berunjuk rasa menuju Istana Presiden dan markas besar Pengawal Republik, tempat yang diyakini Mursi ditahan.
Sebelum beranjak menuju lokasi unjuk rasa, pendukung Mursi yang sebagian besar berasal dari Ikhwanul Muslimin bertemu di persimpangan jalan di depan sebuah masjid di Kairo, Jumat, 12 Juli 2013, guna menyampaikan orasinya menolak digulingkannya Mohamed Mursi.
Selanjutnya mereka berparade di sekitar jalanan ibu kota melewati gedung-gedung pemerintahan, lokasi puluhan orang tewas dalam bentrokan antara aparat keamanan dengan pendukung Mursi pada awal pekan ini.
Ikhwanul Muslimin adalah pendukung utama Mohamed Mursi. Mereka menentang perdana menteri sementara Hazem el-Bebalwi yang ditunjuk sebagai pemimpin setelah Mursi tumbang guna membentuk pemerintahan baru.
Pada bagian lain, Perdana Menteri Turki, sekutu dekat Amerika Serikat, setuju dengan pernyataan Ikhwanul Muslimin yang menyebutkan bahwa penggulingan presiden dari kalangan Islam itu merupakan sebuah langkah kudeta militer yang tidak sah.
"Setiap kudeta militer, terlepas dari target, negara maupun alasannya, adalah pembunuhan demokrasi, rakyat, dan masa depan negara," kata Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, seperti disiarkan kantor berita pemerintah Anadolu. Dia menambahkan, "Unjuk rasa di Lapangan Tahrir bukan berarti melegalkan kudeta."
CNN | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Karya Penemu Muda | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Tarif Progresif KRL | Bencana Aceh
Baca Juga:
Ini Pengakuan Penulis Buku SD 'Porno' Anak Gembala
Alex Noerdin Batal Jadi Gubernur Sumatera Selatan
Sefti Ingin Jenguk Fathanah di Bilik Asmara