TEMPO.CO, Kairo - Kabinet pemerintahan baru Mesir menggelar rapat untuk pertama kalinya, Senin, 22 Juli 2013, sejak dilantik pada Rabu pekan lalu, 17 Juli 2013, seraya mendesak agar seluruh partai melakukan unjuk rasa dengan damai.
Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hazem Beblawi, "Meminta kepada semua pihak agar mengekspresikan keinginannya dengan damai dan menghidari kekerasan." Pertemuan ini fokus pada pembasan masalah ekonomi dan situasi keamanan.
Pada bagian lain, sekitar 100 orang pendukung Mohamed Mursi terdiri dari kaum perempuan, anak-anak, dan laki-laki duduk melingkar di pinggiran Kota Kairo, Senin, 22 Juli 2013, guna menyampaikan protes atas tewasnya tiga perempuan akibat terbunuh pada unjuk rasa Sabtu, 20 Juli 2013.
"Sisi, mengapa Anda membunuh saudara (perempuan) kami," teriak demonstran kepada Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, menteri pertahanan yang memegang peran sentral dalam penggulingan Mursi dari tampuk kekuasaan.
Sejak Mursi dikudeta oleh militer pada 3 Juli 2013, pendukung presiden dari kalangan Ikhwanul Muslimin ini melakukan unjuk rasa terus-menerus di berbagai kota di Mesir.
Bahkan, ribuan penyokong setia Mursi tumplek di Lapangan Rabaa al-Adawiya, Kairo, selama tiga pekan ini untuk menuntut pengembalian kekuasaan Mursi. Mereka juga menuntut Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, selaku panglima angkatan bersenjata Mesir mengundurkan diri.
Selain berunjuk rasa di Kairo, pendukung Mursi menggelar demonstrasi di Suez, Alexandria, Fayoum, Minya, Bani Suef, Manosura, El-Arish, dan Ismalilia. Sedikitnya 22 orang dilaporkan mengalamai luka-luka saat berunjuk rasa di Suez akibat bentrok antara pengunjuk rasa dan warga setempat.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terhangat:
Front Pembela Islam | Bisnis Yusuf Mansur | Daging Impor
Berita lain:
Melawan FPI, Tiga Orang Kendal Ditangkap Polisi
Jokowi: Blusukan Modalnya Jalan Kaki
FITRA: Gaya Blusukan Jokowi Mirip Artis
SBY Minta Polisi Tindak Tegas FPI