TEMPO.CO, Jakarta -Vihara Ekayana Amara hadir di RT 08/08 Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tahun 1992. Semula, vihara menempati sebuah ruko di Jl Asem Raya.
"Beberapa tahun kemudian pengurus vihara membeli dua ruko di Jl Mangga II, dan mengubahnya menjadi vihara," ujar Sarjana, ketua RW 08.
Sarjana tidak tahu pasti, kapan vihara itu pindah. Yang ia tahu, vihara terus berkembang, dengan membeli ruko-ruko di sekitarnya, dan rumah warga yang terletak di sekelilingnya.
Vihara dibangun sedemikian rupa, dengan tinggi empat lantai. Lantai pertama untuk kegiatan kebaktian umat Buddha sekte Buddhayana. Lantai kedua adalah ruang serbaguna. Sedangkan lantai tiga dan empat adalah rumah abu.
Hampir seluruh pengunjung vihara adalah warga keturunan Tionghoa dari berbagai tempat di Jakarta. Pada hari-hari terentu, misang Ceng Beng -- persembahyangan untuk arwah leluhur -- Vihara Ekayana dipadati banyak pengunjung.
Saat itu, anggota non-jemaat Buddhayana juga bisa masuk untuk melakukan persembahyangan kepada leluhur yang abunya disimpan di dalam vihara. Hanya pada saat seperti itulah gerbang vihara terbuka lebar. Sedangkan pada hari-hari biasa, gerbang vihara relatif tertutup, dengan sangat sedikit kalangan non-jemaat yang masuk.
Arief Gunadi, supir Bhante Aryamaitri, tidak bisa sembarang masuk ke dalam vihara. Setiap hari ia hanya boleh berkeliling di lahan parkir, jika menunggu Bhante Aryamaitri -- kepela Ekayana Buddhist Center. "Jika saya sudah pulang, saya tidak boleh masuk lagi," ujar Arief.
Vihara, menurut Arief Gunadi, mempekerjakan lima pribumi dari berbagai daerah di Jawa Tengah sebagai cleaning services dan pembantu. Pekerja pribumi ini, lanjut Arief Gunadi, disebut 'anak dalam', dan tidak boleh sembarang keluar-masuk vihara.
Beberapa jam sebelum ledakan terjadi, seluruh 'anak dalam' telah keluar untuk melakukan perjalanan pulang kampung. (Lihat: Kronologi Ledakan di Vihara Ekayana)
REZA ADITYA RAMADHAN
Berita terkait:
Umat Vihara Tak Panik Saat Dengar Ledakan Bom
Polisi: Korban Ledakan Vihara Ekayana Hanya Lecet
Apa Motif Peledak Vihara Ekayana? Ini Kata Kapolda
Ketua RW: Hubungan Vihara-Masyarakat Sangat Baik