TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengimbau kepada seluruh maskapai penerbangan di Indonesia agar tidak ada eksploitasi pilot dan karyawan lainnya. Misalnya, dia mencontohkan, pilot yang seharusnya bekerja selama 6 jam jangan dipaksakan untuk bekerja 10 jam.
"Ini akan mengurangi ketahanan psikologis dan fisik pilot," kata dia kepada Tempo, Selasa, 3 September 2013.
Tulus mengatakan, regulator penerbangan yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub) --melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara-- harus mengawasi kinerja maskapai-maskapai penerbangan di Indonesia. "Kemenhub harus keras dalam hal ini," ucapnya.
Dia menilai Kemenhub selama ini hanya rajin memberikan izin penambahan rute dan penambahan armada kepada pihak Lion Air. Sementara, pihak Lion Air sendiri tidak siap dengan sumber daya manusianya, atau dalam hal ini pilot, pramugari, dan teknisi. "Ini menandakan buruknya manajerial Lion Air," ujar dia.
Maka itu, Tulus mengimbau Kemenhub untuk terus mengevaluasi kinerja manajemen Lion Air yang acapkali menelantarkan konsumen. "Jika dibiarkan terus, keselamatan konsumen yang juga akan terancam," kata Tulus.
Penerbangan Lion Air tujuan Surabaya, Makassar, Jambi, dan Denpasar dari Bandara Soekarno-Hatta mengalami delay selama enam jam pada Ahad, 1 September 2013. Selama menunggu pesawat pengganti, para penumpang resah karena tidak mendapat kepastian kompensasi penginapan di hotel.
AMRI MAHBUB | AYU CIPTA
Berita Terpopuler:
Bos Lion Air: Kami Kecolongan di Bali
Jaksa Selidiki Korupsi di Acara Anang-Ashanty
Tujuh Mitos dan Fakta Masturbasi
Lion Air Delay, Alvin Adam Terpaksa Menginap
Megawati Kerap Ajak Jokowi Diskusi Masalah Bangsa