Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kualitas Udara Lereng Merapi Membahayakan

image-gnews
Seorang relawan PMI memantau sinyal aktivitas Merapi dari radio di depan mobil yang tertutup abu di kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (22/7). Hujan abu dan pasir terjadi di lereng Merapi pada pukul 04.15 hingga 05.33 pagi dan ratusan warga sempat dievakuasi ke pengungsian. TEMPO/Suryo Wibowo
Seorang relawan PMI memantau sinyal aktivitas Merapi dari radio di depan mobil yang tertutup abu di kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (22/7). Hujan abu dan pasir terjadi di lereng Merapi pada pukul 04.15 hingga 05.33 pagi dan ratusan warga sempat dievakuasi ke pengungsian. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Sleman--Masyarakat yang tinggal di rumah-rumah di lereng Gunung Merapi diminta hati-hati. Sebab, kualitas udara dalam rumah atau ruangan sudah melampaui batas kelembaban dan kebisingan. Itu bisa menimbulkan beberapa penyakit.

Kelembaban pada ruangan disebabkan sistem ventilasi yang buruk atau kurang, sehingga sirkulasi udara tidak lancar. Sedangkan kebisingan ditimbulkan oleh deru kendaraan terutama truk pasir yang sering berlalu lalang.

"Kami sudah melakukan pengukuran kualitas udara di beberapa lokasi," kata Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Sleman, Mafilindati Nuraini, Rabu 18 September 2013.

Kualitas udara yang buruk karena kelembabannya tinggi mudah memunculkan penyakit akibat bakteri. Bakteri mudah berkembang biak jika udara sangat lembab. Sedangkan kebisingan bisa menimbulkan gangguan saluran pendengaran. Lokasi yang diuji kualitas udaranya yaitu di Dusun Bronggang, Argomulyo, dan dua lainnya di Desa Kepuharjo.

Uji kualitas udara secara fisik dan kimiawi pada akhir Agustus lalu, diukur suhu, kelembapan, kebisingan, dan pencahayaan. Secara kimiawi parameter yang diukur adalah sulfur dioksida, karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen sulfida, nitrogen dioksida, debu, anomali, dan timah hitam.

Hasilnya, kata dia, ada dua parameter yang melebihi standar ukuran. Yaitu, kelembapan dan kebisingan. Seharusnya, ruangan yang normal, ukuran kelembapannya 40 sampai 60 persen. Setelah diuji, hasil dari pengukuran di empat titik tersebut diketahui lebih dari 70 pers. Sedangkan, tingkat kebisingannya yang normalnya tidak lebih dari 45 decibel, hasil uji ukuran kebisingan di rumah warga yang ada di Cangkringan mencapai 53 sampai 63 decibel.

Namun, selain dua parameter itu, semuanya normal. Untuk debu yang standarnya 230 meter gram per kubik, hasil pengukuran hanya mencapai 99, 100 hingga 161 meter gram per kubik. "Kalau ada jendela jarang dibuka, di sekitar ventilasi masih ada pohon besar yang menyebabkan banyak bakteri berkembangbiak," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para petugas puskesmas ditugaskan untuk mensosialisasikan adanya temuan itu. Sehingga masyarakat sadar akan pentingnya ventilasi untuk sirkulasi udara. Sedangkan tingkat kebisingan kendaraan, diusulkan adanya jalur khusus truk-truk psir supaya tidak lewat perkampungan.

Menurut Camat Cangkringan, Bambang Nurwiyono, sebenarnya ventilasi rumah warga sudah mencukupi. Namun, karena banyak debu akobat truk pasir, maka warga lebih memilih untuk menutup pintu maupun jendela. "Maju kena mundur kena, kalau ditutup jadi lembab, kalau dibuka banyak debu," kata camat itu.

Sedangkan untuk kebisisingan atau polusi suara juga menjadi masalah tersendiri. Jika telinga ditutup, maka jika berbincang-bincang harus berteriak.

MUH SYAIFULLAH


Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Info Haji | Penembakan Polisi

Baca juga:
Lima Tweet yang Mengguncang Dunia

Enam Jenis Ikan yang Sebaiknya Dihindari

Ini Hasil Lengkap Pertandingan Liga Champions

Ahok Tak Takut Ditinggal Jokowi Jadi Presiden

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cerita dari Kampung Arab Kini

5 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

11 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

27 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

28 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

37 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

53 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

53 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

55 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.


Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

24 Februari 2024

Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Suci Nyepi 1946 Caka, digelar di Kaliurang Park, Pakem Sleman Yogyakarta Jumat 23 Februari 2024. (Dok. Istmewa)
Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman


Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

20 Februari 2024

Wisatawan menaiki jip lava tour di Kali Kuning, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 25 Desember 2023. Wisata lava tour yang menawarkan berkendara menaiki mobil jip menyusuri lereng Gunung Merapi melihat sisa erupsi tahun 2010 tersebut ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal 2023. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyasyah
Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.