TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kriminal dan psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai tak ada kejanggalan pada kasus pembunuhan Holly yang didahului enam bulan pengintaian. Ia menganggap enam bulan pengintaian lebih sebagai ketidaksiapan atau ketidakmampuan pembunuh Holly.
"Enam bulan mengintai dulu itu cerminan kalau ekesekutor maupun mastermind-nya tak siap. Kalau mereka siap, tak butuh pengintaian lama," ujar Reza ketika dihubungi Tempo, Kamis, 17 Oktober 2013.
Gatot diketahui menyewa pembunuh bayaran untuk mengeliminasi Holly. Tiga eksekutor ia sewa untuk membunuh Holly. Tiga eksekutor itu mengintai Holly selama enam bulan dengan menyewa unit kamar di apartemen yang sama dengan Holly. Padahal, Gatot yang menyewa mereka tahu betul gerak-gerik Holly karena ia adalah suami siri Holly.
Sudah mengintai selama enam bulan, eksekutor masih juga gagal membunuh Holly dengan rapi. Selain lengah karena tak menyadari Holly tengah kontak dengan ibu asuhnya, mereka juga gagal memanfaatkan keunggulan jumlah mereka.
Meski Holly berhasil dibunuh, aksi mereka terendus. Barang bukti berserakan di TKP. Dua eksekutor, Surya dan Abdul, berhasil ditangkap, sementara El Rizky jatuh ke lantai dasar.
Reza pun menilai rencana pembunuhan Holly yang dilakukan eksekutor tak efektif dan efisien. Selain persiapannya tergolong ribet, sampai harus menyiapkan berbagai alat jerat dan kotak gitar segala, barang bukti pun bertebaran di TKP. Walhasil, bukannya menghilangkan jejak dari jerat hukum, eksekutor dan otak pembunuhan malah gali kubur sendiri.
"Coba, mereka butuh enam bulan untuk memantau gerak-gerik. Mereka butuh tiga orang untuk bunuh Holly yang hanya satu orang biasa, tanpa penjagaan, tinggal di apartemen biasa, dan masih gagal pula. Mereka tak terlatih," ujar Reza.
Reza juga mengaku yakin Gatot tidak dijebak atau di-antasari-kan dalam kasus pembunuhan Holly. Ia berkata, kalau ada orang yang ingin membunuh Holly dan mengganggap dia berbahaya, maka pasti orang yang sangat dekat dengan Holly adalah otaknya--yang tak lain adalah Gatot
Reza juga menambahkan, pembunuh bayaran kerap disewa untuk mengakhiri hubungan atau relasi gelap. Dengan adanya faktor pembunuh bayaran pada kasus Holly, jelas ada masalah antara Holly dengan Gatot yang memicu rentetan rencana pembunuhan yang berakhir berantakan.
"Kecenderungan kita itu berpikir yang terlalu ribet untuk sebuah kasus pembunuhan. Sebenarnya kasus ini sederhana saja saya rasa, yakni karena ada faktor masalah pribadi," ujar Reza mengakhiri.
ISTMAN MP
Topik Terhangat
Ketua MK Ditangkap | Dinasti Banten | Setahun Jokowi-Ahok | Info Haji
Pembunuhan Holly Angela
Berita Terpopuler
Dimarahi Ani Yudhoyono, Erie: Sudahlah Tak Penting
Daryono, Sopir Akil Mochtar Sengaja Dihilangkan?
Suami Airin Temani Atut Bertemu Akil di Singapura
Akil Minta Maaf kepada Warga Kalimantan Barat
Muncul Situs Jokowi-Prananda
Potensi Kerugian Negara di Banten Rp 1,6 Triliun