TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Ketenagakerjaan DPR Poempida Hidayatullah menganggap wajar kalau ribuan TKI yang dikarantina di Penjara Imigrasi Sumayshi tak diberi makan. Menurut dia, pemerintah Arab Saudi menganggap ribuan TKI itu sebagai pelaku kriminal dan perlakuan seperti yang pernah diberikan hingga menyebabkan satu TKI meninggal belum lama ini dianggap lumrah.
"Kalau dideportasi risikonya begitu," kata Poempida di kompleks gedung DPR, Jumat, 8 November 2013. Kendati menyebut wajar, Poempida menganggap Arab Saudi sudah melanggar batas kemanusiaan. "Tahanan pun tetap harus diberi makan dan dirawat," kata politikus Partai Golkar itu menambahkan.
Pemerintah Arab Saudi menangkapi TKI yang overstay, melebihi batas waktu pengurusan amnesti. Total sekitar 80 ribu TKI ditahan di Penjara Imigrasi Sumayshi, 45 km dari Jeddah, Arab Saudi.
Mereka sempat tak mendapat suplai makanan sehingga Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah harus menyediakan makanan dan minuman. Itu pun akhirnya tak cukup juga. Seorang TKI dari Sukabumi, Didin Zaenudin, 61 tahun, lalu diketahui meninggal.
Poempida menyayangkan sikap pemerintah Arab Saudi yang tidak memenuhi kebutuhan TKI di Sumayshi padahal negeri itu sangat kaya. Ia juga menyayangkan sikap Kementerian Luar Negeri yang dia anggap terlalu pelit dalam mengalokasikan anggaran untuk mengurus TKI overstay di Arab.
Namun ketika ditanya apa langkah Komisi Ketenagakerjaan DPR dalam menyikapi TKI overstay di Arab, Poempida mengakui dia dan rekan-rekannya di Komisi hanya bisa menekan pemerintah Indonesia. DPR pun disebut sulit menengok kondisi TKI di Arab secara langsung karena tak ada anggaran pengawasan TKI ke luar negeri.
"Yang boleh ke luar negeri untuk pengawasan cuma Komisi Luar Negeri," kata politikus Partai Golkar itu.
KHAIRUL ANAM
Terpopuler
Miss Jinjing: Atut Pakai Tas Hermes, Sudah Pas!
Miss Jinjing: Atut Marah, Tempo Salah Tulis Harga
Ahok: Demo Buruh Jangan ke Saya, Presiden Dong!
Dipecat, Hakim Vica Menenangkan Diri