TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja, setuju pertumbuhan kredit perlu direm. "Kalau kredit tinggi, akselerasi ekonomi tinggi, bahaya, karena industri hulu kita kurang, bahan baku banyak impor, kurs bisa terancam," kata Jahja kepada Tempo, Rabu, 13 November 2013.
Jahja tidak keberatan dengan keputusan Bank Indonesia menaikkan lagi BI rate 0,25 persen kemarin. Apalagi jika pertimbangan bank sentral adalah defisit neraca perdagangan dan kurs yang sudah menembus Rp 11.500 per dolar AS.
Ia yakin kenaikan BI rate tidak akan berdampak terlalu negatif pada kinerja perbankan. Ia memprediksi pertumbuhan kredit tahun ini tetap di atas 20 persen. "Kalau tahun depan bisa diturunkan ke 14 sampai 16 persen," ucapnya.
Sektor kredit yang tumbuh melemah kemungkinan kredit konsumsi. "Kredit pemilikan rumah dan kredit kendaraan bermotor akan melemah," kata Jahja.
Kemarin, rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk menaikkan lagi BI rate 0,25 persen ke level 7,5 persen. Ini artinya, sepanjang Juni-November 2013, total kenaikan BI rate 1,75 persen. Juru bicara BI, Difi Johansyah, mengatakan kenaikan BI rate bertujuan untuk mengendalikan permintaan domestik. "Sisi demand masih tinggi tercermin dari kredit yang masih tinggi," ucap Difi.
Pertumbuhan kredit tercatat 23,1 persen (yoy) pada September 2013, meningkat dibandingkan Agustus 2013 (yoy) yang sebesar 22,2 persen. Pada September, kredit investasi tumbuh paling tinggi 33 persen, kredit modal kerja 21,9 persen, dan konsumsi 17 persen.
Meski begitu, kenaikan tersebut diklaim BI lebih disebabkan dampak revaluasi pelemahan nilai tukar rupiah. "Jika dalam perhitungan kurs tetap, pertumbuhan kredit diklaim dalam tren menurun, yakni dari 20,2 persen pada Agustus dan 19,9 persen pada September," ucap Difi.
BI memprediksi kredit bakal berada pada kisaran 18-20 persen untuk keseluruhan tahun 2013 dan berkisar 15-17 persen tahun 2014. "Perlambatan ini sesuai dengan upaya mengerem permintaan domestik," ucapnya.
MARTHA THERTINA
Terpopuler :
Pelindo Kerja Sama dengan Bank Dunia Turunkan Biaya Logistik
BI Rate Naik Jadi 7,5 Persen
BI Rate Naik, Saham Perbankan Berguguran
Gas Bocor, Bupati Kutai Minta Total Beri Kompensasi
Retail Internasional Incar Desain Hemat Energi