TEMPO.CO, Malang - Kepala Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Besar Adi Deriyan Jayamarta berharap keluarga mengizinkan polisi membongkar makam Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa Institut Teknologi NAsional Malang. Pembongkaran makam korban pelonco di ITN ini sangat diperlukan untuk keperluan otopsi atas jasad Fikri.
“Kami serius ingin mengusut kematian Fikri. Kendalanya, kami belum mendapatkan izin pembongkaran makam,” kata Adi, Kamis, 12 Desember 2013.
Fikri, 20 tahun, meninggal saat mengikuti kegiatan orientasi pengenalan kampus bertajuk Kemah Bakti Desa yang diselenggarakan Institut Teknologi Nasional Malang di Gua Cina, Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, pada Sabtu, 12 Oktober 2013.
Menurut Adi, izin untuk melakukan otopsi pada jasad korban itu sangat penting. Otopsi akan mempermudah penyelidikan oleh petugas. Pembongkaran makam harus segera dilakukan karena jasad Fikri sudah dimakamkan dua bulan lalu.
Adi sangat memaklumi bila keluarga keberatan, tapi polisi tetap berusaha meyakinkan mereka akan betapa pentingnya otopsi pada jasad Fikri.
Bila pihak keluarga tetap menolak, maka polisi akan mencari dasar hukum lain untuk menelusuri kasus kematian mahasiswa ITN ini. “Tapi kami tetap sangat berharap pihak keluarga mau membantu polisi untuk menyelidiki kasus itu,” ujar bekas penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi itu.
Hingga siang tadi, polisi sudah memeriksa empat orang mahasiswa ITN sebagai saksi kasus pelonco maut. Polisi akan menambah jumlah saksi. Tidak disebutkan jumlah saksi yang dibutuhkan. Adi memastikan seluruh saksi dilindungi penuh oleh polisi dari kemungkinan tindakan intimidasi dan sejenisnya oleh pihak-pihak yang tak ingin kematian Fikri diusut tuntas.
Dari keterangan empat saksi, Fikri diketahui meninggal setelah dipaksa berjalan kaki jauh sehingga kelelahan, lalu terjatuh dan pingsan. Fikri sempat diperiksa di pos kesehatan panitia KBD. Panitia membawa Fikri ke Puskesmas Sitiarjo, dan dari sini dia kemudian dibawa ke RS Bokor di Kecamatan Turen. Setibanya di RS Bokor, Fikri dinyatakan sudah meninggal.
ABDI PURMONO
Baca juga:
Pelonco di ITN, Disiram Air Bawang Wajah Melepuh
Samad: Siapa Atut, sehingga KPK Harus Takut?
Panitia Pelonco Maut ITN Diskors Kampus
Ketua KPK: Kasus Korupsi di Banten Sangat Banyak
Jepang Hibah Rp 70 T buat Kereta Supercepat di RI