Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

1000 Tahun Lalu, Tabib Peru Sudah Bedah Tengkorak  

image-gnews
Sejumlah tabib Indian atau yang biasa disebut Shaman melakukan upacara ritual di Tiwanaku, Bolivia, (19/03). Pemimpin Indian dari seluruh negara Amerika Selatan turut dalam kongres yang diadakan selama empat hari ini. AP Photo/Juan Karita
Sejumlah tabib Indian atau yang biasa disebut Shaman melakukan upacara ritual di Tiwanaku, Bolivia, (19/03). Pemimpin Indian dari seluruh negara Amerika Selatan turut dalam kongres yang diadakan selama empat hari ini. AP Photo/Juan Karita
Iklan

TEMPO.CO, California - Operasi di bagian tengkorak adalah salah satu tindakan medis yang paling rumit. Ruangan khusus, para ahli bedah dengan keahlian tinggi, obat-obatan dan anestesi serta peralatan spesial sangat dibutuhkan dalam operasi tersebut. Namun, sejak sekitar seribu tahun yang lalu, para tabib di Peru ternyata sudah mempraktekkan operasi itu

Para tabib Peru diduga sudah mengenal dan melakukan trepanasi atau prosedur operasi di bagian kepala, termasuk melubangi atau membuka bagian-bagian tertentu dari tengkorak menggunakan bor tangan atau alat pengikis. Operasi itu dilakukan untuk mengobati gangguan kesehatan ringan, cedera kepala hingga sakit jantung. Para tabib Peru itu juga melakukannya tidak dalam kondisi layak operasi, apalagi memakai anestesi seperti operasi modern. 

Teknik operasi ini terkuak setelah sekelompok ahli arkeologi melakukan penggalian di gua makam di bagian selatan Provinsi Andahuaylas, Peru. Mereka berhasil mengangkat sisa-sisa 32 jenazah yang diperkirakan berasal dari periode Pertengahan Akhir atau sekitar tahun 1000-1250. (Baca juga: Manusia Purba Song Gentong Sudah Bercocok Tanam).

Tim yang dipimpin bioarkeolog Danielle Kurin dari Universitas California Santa Barbara (UCSB) menemukan sekitar 45 prosedur operasi pada tengkorak yang mereka temukan. Laporan hasil temuan ini dimuat dalam American Journal of Physical Anthropology pekan lalu. 

"Mengebor kepala tampaknya jadi tindakan masuk akal waktu itu ketika seseorang mengalami benturan di kepala yang menyebabkan cedera otak atau ada yang mengalami semacam sakit yang berhubungan dengan kondisi saraf, spritual atau mental," kata Kurin, yang juga menjadi asisten profesor di Departemen Antropologi UCSB.

Menurut Kurin, trepanasi atau kraniotomi diduga muncul pertama kali di wilayah selatan dataran tinggi Andean pada periode Pertengahan Awal atau sekitar tahun 200-600. Namun, teknik itu tampaknya belum dipraktekkan secara umum. Meski begitu, prosedur medis ini terus berjalan hingga bangsa Spanyol yang menjelajah ke wilayah Amerika Selatan menghentikannya pada awal abad ke-16.

Hasil studi Kurin menunjukkan ada berbagai praktek dan teknik pemotongan yang dilakukan tabib dalam mengerjakan trepanasi. Ada tabib yang memakai teknik mengikis, memotong atau membuat lubang dengan bor tangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sepertinya mereka mencoba berbagai teknik, sama seperti yang dikerjakan saat melakukan prosedur medis modern," kata pakar antropologi forensik ini, seperti dikutip Sciencedaily, Kamis, 26 Desember 2013. "Mereka bereksperimen dengan berbagai cara untuk menembus ke dalam tengkorak."

Beberapa operasi tampaknya berhasil dan pasien bisa sembuh. Namun, ada juga yang gagal. "Trepanasi berhasil dan pasien pulih karena kami melihat ada lapisan tulang yang tumbuh. Ada yang mengalami cedera kepala lalu dioperasi. Dalam beberapa kasus, luka asli dan trepanasi akhirnya sembuh," kata Kurin. 

SCIENCEDAILY | GABRIEL TITIYOGA

Berita Lainnya

Bagaimana Cara Berjalan Manusia Purba?
Penelitian: Manusia Purba Kerap Kawini Saudara
Gigi Monyet Jadi Petunjuk Manusia 'Hobbit' Flores
Fosil Manusia Rembang Berusia 2.650 Tahun

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

10 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

29 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

31 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

34 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

35 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

35 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

52 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.