TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Pery Warjiyo mengatakan inflasi pada pekan pertama bulan Januari 2014 tercatat sebesar 0,77 persen secara month to month dan 8,1 persen secara year to year. Angka tersebut didasarkan pada survei yang dilakukan oleh BI.
Pada pekan pertama Januari ini, harga elpiji yang sempat dinaikkan sebesar 67 persen menjadi salah satu pendorong adanya kenaikan inflasi. "Secara umum, setiap Januari memang terjadi kenaikan inflasi, namun angka inflasi tahun ini lebih rendah daripada historinya," kata Pery saat melakukan konferensi pers di kantor BI, Jakarta, Rabu, 15 Januari 2014. (Baca juga : Ini Pengaruh Kenaikan Harga Elpiji terhadap Inflasi)
Pery mengatakan pada tiga pekan selanjutnya, inflasi diperkirakan akan turun secara keseluruhan diperkirakan di angka 0,1 persen dan maksimal pada level 0,2 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Desember 2013 sebesar 0,55 persen. Laju inflasi secara tahunan mencapai 8,38 persen. (Baca juga : Hatta: Elpiji Naik Seribu, Inflasi Tak Melonjak)
Dalam kesempatan yang sama Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, walaupun inflasi cenderung terkendali, namun kewaspadaan harus tetap ada. "Terutama terhadap volatilitas harga pangan," kata dia. Menurut Agus, harga pangan hingga akhir 2013 diperkirakan menyumbang inflasi sebesar 11,8 persen. (Baga juga : BI : Inflasi Sesuai Harapan)
Faktor lain yang menurut dia harus diwaspadai adalah pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Perbaikan ekonomi Amerika yang tak terduga bisa jadi ancaman tersendiri bagi perekonomian lokal. Menurut Agus, hingga akhir tahun inflasi diperkirakan tercatat sebesar 8,38 persen. Adapun tahun ini dia optimis inflasi pada angka 4,5 persen plus minus 1 persen.
FAIZ NASHRILLAH
Terpopuler :
6 Proyek Banjir Ini Bisa Ringankan Kerja Jokowi
Dana Sodetan Banjir Jakarta Rp 500 Miliar
Rupiah Berpeluang Terus Menguat
Pabrik Kedua Honda Telan Rp 3,1 Triliun
Cuaca Ekstrem, Maklumat Pelayaran Dikeluarkan