TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan rencana pembangunan Waduk Ciawi tak kunjung terealisasi karena masih terganjal masalah desain. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Muhammad Hasan, mengatakan desain pembangunan belum selesai karena kondisi geologis yang belum memungkinkan untuk pembuatan waduk.
“Kami sedang membuat desain, basic desain sudah selesai. Kami masih melihat geologisnya. Jenis tanahnya lembek, oleh karena itu (waduk) tidak boleh tinggi. Kami harus membuat desain dengan saksama karena kalau jebol, kan, bisa bahaya,” katanya kepada Tempo di Jakarta, Ahad, 19 Januari 2014. (Baca juga : Kementerian PU Ubah Desain Waduk Ciawi)
Menurut dia, tahun ini Kementerian menargetkan tahap pembuatan desain yang detail dan perolehan sertifikasi desain. Muhammad mengatakan persetujuan sertifikasi desain harus diberikan oleh Komisi Keamanan Bendungan. Pemberian sertifikasi, kata dia, juga tidak mudah karena harus mempertimbangkan banyak aspek, terutama keselamatan.
Kondisi geologis tersebut, kata Hasan, juga menyebabkan perubahan desain dasar waduk. Desain waduk kini berubah menjadi dua waduk besar. “Dulu kan akan dibangun satu waduk besar tapi sekarang diubah menjadi dua waduk yang tidak terlalu besar dan letaknya berseberangan,” katanya. Kedua waduk tersebut diberi nama Waduk Ciawi dan Waduk Sukamari. (Baca juga : Nur Mahmudi: Waduk Depok Tak Efektif Cegah Banjir )
Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan pembangunan waduk akan dimulai pada awal 2015. Nilai proyek kedua waduk tersebut mencapai Rp 1,9 triliun. Masa pembangunan, kata dia, mencapai 2-3 tahun. Diperkirakan, Waduk Ciawai dan Waduk Sukamari mulai beroperasi pada 2018.
Awalnya, kata Hasan, waduk didesain memiliki ketinggian 60 meter dengan daya tampung 39 juta kubik air. Namun, karena daya dukung tanah yang tidak begitu baik, Kementerian memperkirakan tinggi dan daya tampung waduk akan berkurang demi menyesuaikan daya dukung tanah. Setelah pengubahan desain, belum bisa dipastikan berapa tinggi dan volume air yang bisa ditampung. (Baca juga : Kapok Banjir, Pemerintah Bidik 4 Sungai 1 Waduk)
Rencana pembangunan Waduk Ciawi sempat mengalami penolakan. Pembangunan waduk pernah hampir batal dilaksanakan karena biaya pembangunannya yang sangat besar, yaitu Rp 3,5 triliun. Angka tersebut dinilai Kementerian terlalu tinggi dibanding daya tampungnya.
Selain itu, pembangunan waduk ternyata juga tidak banyak membantu mengurangi potensi banjir di Jakarta. Namun, pada Januari 2013, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto akhirnya memastikan pembangunan waduk akan terus berlanjut. Hanya, pembangunan waduk tidak diutamakan untuk menanggulangi banjir Jakarta, tetapi untuk menyediakan air baku bagi Jakarta dan sekitarnya.
ANANDA TERESIA
Terpopuler :
Kerugian Banjir di Jakarta Utara Rp 100 Miliar
Rute Proyek Sodetan Ciliwung-Cisadane Masih Dikaji
Peraturan Ekspor Mineral Dinilai Berbelit-belit
Banjir, Beberapa Kantor Cabang BCA Tutup