TEMPO.CO , Jakarta - Pada perdagangan Senin 17 Februari 2014 hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada level support 4.482-4.492 dan resistance 4.520-4.527. Adapun selama sepekan, IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.432-4.455 dan resisten 4.521-4.530.
Analis pasar modal dari Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, IHSG bertahan tidak menyentuh kisaran support (4.475-4.482) namun, juga tidak menggapai kisaran resisten (4.525-4.536) sehingga lajunya relatif datar. "Peluang kenaikan tipis, jadi tetap perlu diwaspadai pelemahan lanjutan," kata Reza, Ahad 16 Februari. Selain itu, dia juga memprediksi akan ada pertarungan beli dan jual di awal pekan. (Baca juga : Mengapa Rupiah Menguat Paling Tajam Se-Asia?)
IHSG sendiri masih berada pada zona hijau sepanjang pekan kemarin. Pada penutupan perdagangan Jumat, 14 Februari 2014, IHSG ditutup menguat 16,38 poin atau 36 persen di level 4508,44. Penguatan ini hampir sama dengan lajunya di pekan sebelumnya.
Indeks pekan kemarin kata Reza terbilang beruntung, di saat banyak sentimen negatif dari rilis sebagian besar emiten-emiten global. IHSG justru mendapat kabar positif terutama dari kondisi makroekonomi internal. Selain itu, laju IHSG juga mendapat sentimen posistif tambahan oleh masih positifnya laju bursa saham global. Adapun rilis BI rate tak cukup membantu IHSG untuk bertahan di zona hijau. "Pelaku pasar sudah memperkirakan bahwa BI rate akan dipertahankan pada 7,5 persen." (Lihat juga : Dalam Sepekan, Rupiah Menguat 330 Poin)
Sepanjang pekan kemarin, kata Reza, asing masih tercatat nett buy sebesar Rp 1,98 triliun lebih besar dari pekan sebelumnya senilai Rp 268,45 miliar. Jika dihitung sejak awal tahun, maka sampai dengan pekan kemarin posisi asing tercatat nett buy Rp 4,58 triliun melanjutkan nett buy sebelumnya senilai Rp 2,6 triliun.
Laju nilai tukar Rupiah bertahan di zona hijau sepanjang pekan kemarin. Rupiah berhasil kembali menghijau di awal pekan setelah terimbas rilis kenaikan indeks consumer confidence dalam negeri yang melengkapi rilis data-data positif makroekonomi Indonesia beberapa hari sebelumnya. (Berita terkait : Data Ekonomi Melemah, Dolar Kembali Tertekan)
Terus melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat seiring kepastian sentimen akan tapering off juga menurut Reza membuat permintaan akan mata uang save haven berkurang dan dimanfaatkan oleh laju mata uang Asia untuk menguat. Laju rupiah bertahan di atas support Rp 12.276. Dia memperkirakan rupiah akan diperdagangkan di level Rp12.266-12.143 (kurs tengah BI).
FAIZ NASHRILLAH
Terpopuler :
Mengapa Rupiah Menguat Paling Tajam Se-Asia?
Bos Sritex Lukminto Dimakamkan Hari Ini
Bandara Husein Sastranegara Dibuka Lagi Pagi Ini
Agar Tak Kewalahan Kejar Pajak, Buka Data Bank!
Jenazah Bos Sritex Lukminto Diarak Keliling Solo