TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Gunung Kelud meletus pada Kamis malam, 13 Februari 2014, pasokan produk hortikultura di Jawa Timur berkurang drastis. Kerusakan lahan pertanian di Jawa Timur dikhawatirkan berdampak pada pasokan pangan nasional meski saat ini masih belum tampak.
Data dari Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, pasokan produk hortikultura, seperti cabai, kol dan kubis, di Pasar Induk Oso Wilangun, Surabaya, turun sekitar 50 persen. Biasanya pasokan berjumlah 20 ton per hari, namun setelah Kelud meletus pasokan menjadi hanya 10 ton per hari. (Lihat juga : Inflasi Akibat Kelud hingga April )
Penurunan pasokan itu secara langsung membuat harga terkerek naik. Pada komoditas cabai rawit merah, misalnya. Di Surabaya, harga komoditas ini terpantau naik 10 persen dalam tiga hari terakhir, menjadi Rp 31 ribu dari sebelumnya Rp 28 ribu per kilogram.
Saat ini dampak langsung erupsi Gunung Kelud terhadap pasokan bahan pokok secara nasional memang belum tampak. Bagaimanapun, dampak jangka panjangnya perlu diperhatikan karena banyak lahan pertanian yang saat ini rusak diterjang abu vulkanik. (Baca juga : Kelud Meletus, Pedagang Batam Naikkan Harga Cabai)
"Yang perlu diperhatikan adalah pasokan ke depan karena pasokan bahan pokok, khususnya produk hortikultura yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur mulai berkurang," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi di kantornya, Senin, 17 Februari 2014.
Beberapa sentra produksi cabai di Jawa Timur, seperti Blitar, Kediri, Malang, dan Nganjuk sudah dipastikan gagal panen. Kegagalan panen ini diperkirakan akan mengurangi pasokan ke pasar lokal, antarkota (DKI Jakarta dan Banten), hingga antarpulau (Ambon dan Papua). (Berita terkait : Dampak Kelud, Harga Cabai Naik 10 Persen)
Adapun kerusakan lahan pertanian bawang merah di Nganjuk, sebagai sentra produksi komoditas tersebut, juga dikhawatirkan akan mengurangi pasokan secara nasional. "Nganjuk ini memberi kontribusi terhadap 12 persen pasokan bawang merah nasional," kata Lutfi.
Menurut Lutfi, impor tak serta-merta dipandang sebagai solusi. Sebagai orang yang baru beberapa hari menjabat Menteri Perdagangan, Lutfi memilih untuk lebih dulu berkoordinasi dengan instansi lain. "Kami identifikasi dulu masalahnya, kami koordinasikan dengan instansi lain, lalu putuskan beberapa tindakan yang mesti dikerjakan," katanya. (Artikel terkait : Dampak Kelud, Dua Pekan Lagi Harga Akan Naik)
Adapun pasokan cabai dan bawang merah ke Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta saat ini masih terpantau normal, yakni 162 ton dan 98 ton per hari. "Untuk sementara pasokan di Jakarta masih bisa dipenuhi dari daerah-daerah di Jawa Barat," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina.
PINGIT ARIA
Terpopuler :
Demi Cucu, Bos Sritex Lukminto Ziarah Walisongo
Rupiah Kembali Paling Perkasa Se-Asia
Kata BRI dan BNI Soal Utang Korban Kelud
Dampak Kelud, Bandara Juanda Rugi Rp 2,5 Milia