TEMPO.CO, Pemalang - Hujan abu vulkanis mulai mengguyur Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Rabu petang, 12 Maret 2014. Desa Gambuhan berada di utara Gunung Slamet, sekitar 7 kilometer dari puncaknya.
Hujan abu di desa tempat pos pengamatan Gunung Slamet ini baru sekali terjadi sejak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Slamet dari normal menjadi waspada pada Senin malam, 10 Maret 2013. (Baca: Aktivitas Gunung Slamet Terus Meningkat)
"Saya kira gerimis, tapi rasanya perih setelah kena mata," kata Syaifurroh, 26 tahun, warga Dusun Dukuhpelem, Desa Gambuhan. Bersama sejumlah tetangganya, Syaifurroh mendatangi pos pengamatan untuk menanyakan kondisi terkini Gunung Slamet.
Sejak Rabu siang hingga petang, puluhan warga berbondong-bondong mendatangi pos pengamatan di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu. Namun keinginan warga menyaksikan puncak Gunung Slamet dari pos pengamatan terhalang tebalnya kabut yang menyelimuti sejak pagi. Walhasil, mereka hanya berjubel dari balik kaca ruang pengamatan untuk menyaksikan rekaman seismograf.
"Meski lahir dan besar di sini, saya tetap takut kalau status Gunung Slamet naik," kata Riyanto, 49 tahun. Warga Dusun Kukusan, Desa Gambuhan, itu mengaku mendengar kabar bahwa status Gunung Slamet sudah naik menjadi siaga. "Tapi tidak jelas siapa sumbernya," ujarnya.
Baca Juga:
Merebaknya kabar palsu ihwal status Gunung Slamet melalui telepon seluler itu membuat kepala pos pengamatan Gunung Slamet, Sudrajat, cukup kerepotan. "Sejak tadi siang banyak telepon masuk untuk menanyakan ihwal kabar itu," katanya.
Sudrajat menegaskan status Gunung Slamet masih waspada atau level II. "Siapa bilang statusnya siaga. Kondisi sekarang masih aman," ujarnya. Selama berstatus waspada, warga hanya dilarang beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak. (Baca: Gunung Slamet Adalah Gunung Penyendiri)
Kepala Kepolisian Sektor Pulosari Ajun Komisaris Mezi juga mengimbau warga agar tidak mudah terpengaruh isu yang tidak jelas sumbernya. "Dari siang tadi, saya juga kebanjiran telepon dari warga," kata Mezi. Sebab, sejak Rabu sore, sempat merebak isu ada hujan kerikil di sebagian wilayah sektornya. "Saya tegaskan kalau kabar itu tidak benar," kata Mezi.
DINDA LEO LISTY
Terpopuler
Bodi Pesawat Malaysia Airlines Diduga Retak
Mega Bawa Jokowi ke Makam Bung Karno
Malaysia Airlines, Anggota Parlemen Iran Tuduh AS