TEMPO.CO, New York - Weibo Corp, perusahaan media sosial asal Cina akan menggelar penawaran saham perdana (Initial Public Offering/ IPO) di bursa efek. Tak mau tanggung, Weibo yang kerap dijuluki "Twitter dari Cina" memilih melantai di bursa saham kota New York alias Wall Street.
Kabar yang dilansir Yahoo!News menyatakan Weibo melampirkan permohonan IPO di Wall Street pada Jumat, 14 Maret 2014, waktu setempat. Kabarnya, Weibo menggelar IPO untuk memperoleh dana segar sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 5,7 triliun. Belum diketahui, apakah Weibo mendaftar di Bursa Efek Nasdaq atau Bursa Efek New York (New York Stock Exchange/ NYSE). Yang jelas, bank penjamin IPO ini adalah Goldman Sachs Asia dan Credit Suisse. (Baca: Alibaba Blokir Aplikasi WeChat).
Selain menggaruk dana dari investor, IPO menjadi jalan bagi Weibo untuk memisahkan diri dari Sina, perusahaan internet raksasa asal Cina. Weibo agaknya ingin lepas setelah membukukan kinerja yang cukup baik. Saat ini pengguna aktif bulanan Weibo mencapai 129,1 juta. Situs mikrobloging ini juga diakses oleh 61,4 juta pengguna aktif dalam sehari. (Baca: Perusahaan Alibaba Raih Lonjakan Pendapatan).
Weibo yang diluncurkan pada Agustus 2009 membukukan pendapatan sebesar US$ 188 juta (Rp 2,13 triliun) pada 2013. Namun keuntungan Weibo tergerus secara kontinyu, karena bersaing dengan aplikasi chatting pada telepon selular pintar semacam We Chat. Informasi yang dirilis China Internet Network Information Center pada Januari 2014 menyebutkan pengguna Weibo turun 9 persen secara year-on-year, dari to 308 menjadi 281 juta orang.
Rencana Weibo untuk melantai di Wall Street pun mendapat cibiran. Apalagi, investor mulai membandingkan Weibo dengan Twitter yang juga kurang sukses di lantai bursa. Saham Twitter kini mandek di kisaran US$ 52 per lembar dan sering disebut sebagai pertanda bubble dalam sektor bisnis teknologi informasi.
FERY FIRMANSYAH
Berita Bisnis Terpopuler
Pengusaha Selektif Terima Order Kaos dari Caleg
Koran Surabaya Post Tutup?
Order Percetakan Pemilu Kebanyakan dari Luar Jawa
Pengusaha Tak Sembarang Terima Order dari Caleg