TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan terdapat belanja modal dan barang sebesar Rp 18,6 triliun yang karakteristiknya seperti belanja sosial. Inilah yang menyebabkan anggaran bantuan sosial (bansos) naik tajam. "Ada perubahan perencanaan di kementerian dan lembaga," katanya di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 21 Maret 2014. Ia menegaskan, perubahan itu tak mengubah pagu anggaran masing-masing kementerian dan lembaga.
Anggaran bantuan sosial naik dari Rp 55,8 triliun menjadi Rp 91,8 triliun dalam APBN 2014. Menurut dia, lonjakan itu didapat sebagai hasil pembahasan antara kementerian, lembaga dan Dewan Perwakilan Rakyat. "Dari hasil pembahasan itu, dalam keputusan presiden ditetapkan anggaran bansos Rp 91,8 triliun," ujarnya. (Baca: Dua Hakim Jadi Tersangka Kasus Bansos)
Askolani mengatakan meroketnya anggaran bansos disumbang alokasi penerima bantuan iuran (PBI) program Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) Rp 19,9 triliun. Menurut Askolani, dalam pembahasan sementara, anggaran itu masuk dalam belanja barang. "Setelah pembahasan di komisi DPR, ternyata itu cenderung ke belanja sosial."
Besarnya penyerapan anggaran Bansos pada awal tahun, menurut Askolani, disebabkan oleh pencairan dana PIB yang sudah mulai berlangsung sejak Januari lalu. "Sampai 28 Februari realisasinya Rp 7,8 triliun. Dana itu untuk PIB serta anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," katanya. (Lihat: Bansos di Kementerian Agama Naik Jadi Rp 11 Triliun)
Askolani menilai kenaikan dan alokasi dana bansos tak menyalahi aturan. Dia memastikan anggaran tersebut akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Dari data Direktorat Jenderal Anggaran, pada 2010, realisasi bansos sebesar Rp 68,6 triliun; pada 2011 mencapai Rp 71,1 triliun; pada 2012 Rp 75,6 triliun, dan pada 2013 Rp 92,1 triliun (belum diaudit BPK).
Adanya belanja modal yang beralih rupa menjadi belanja lain mengakibatkan penurunan belanja modal. Pagu belanja modal turun dari Rp 205,8 triliun menjadi Rp 184 triliun. "Setelah kami rekap (yang benar-benar belanja modal) hanya Rp 184 triliun," katanya. Kendati belanja modal turun, Askolani menegaskan, jumlah itu masih lebih besar ketimbang belanja modal pada 2013 yang sebesar Rp 171,8 triliun. (Lihat juga: Kemendikbud Paling Banyak Tarik Dana Bansos)
ANGGA SUKMA WIJAYA