TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham habungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia akhirnya ditutup menurun pada perdagangan sesi I, Kamis, 10 April 2014. Kejatuhan indeks merupakan cermin kekecewaan dan kecemasan investor akan hasil Pemilu 2014. (Baca : Setelah Pemilu, Indeks Saham Terus Terjun Bebas).
Indikator di Bursa Efek Indonesia menunjukkan IHSG anjlok 157 poin (3,2 persen) ke level 4.764. Nilai saham yang berpindah tangan tercatat Rp 6.712 miliar, sementara transaksi sebanyak 4.214 lembar saham dengan frekuensi 206.702 kali. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp 997 miliar.
Saham BRI menjadi penghambat laju indeks paling utama karena turun 4,9 persen menjadi Rp 9.675 per lembar. Pemberat selanjutnya adalah Bank Mandiri yang melorot 5,9 persen menjadi Rp 9.650 per lembar saham dan saham Astra Internasional yang turun 6,2 persen ke Rp 7.525. (Baca : Analis: Hindari Saham Perusahaan Milik Politikus).
Kepala Periset PT Samuel Sekuritas Indonesia, Adrianus Bias Prasuryo, mengatakan hasil penghitungan sementara pemilu menjadi katalis negatif yang menjatuhkan indeks. Sebab, hasil quick count dianggap akan memunculkan ketidakpastian bagi pelaku pasar. “Melihat ketidakpastian tersebut, pelaku pasar pun enggan menanggung resiko,” katanya.
Kondisi ini akhirnya dimanfaatkan pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking). Investor memilih menjual saham perbankan, properti, dan manufaktur yang telah mengalami kenaikan signifikan selama sepekan terakhir. (Baca : Indeks Saham Bergantung Isu Koalisi Capres).
IHSG pun bergerak berlawanan arah dengan sebagian bursa saham regional. Rilis hasil pertemuan Komite Terbuka Pasar Federal Amerika Serikat (FOMC) yang menyiratkan komitmen bank sentral AS (The Fed) mempertahankan kebijakan suku bunga rendah berhasil menguatkan optimisme investor global untuk terus mengakumulasi kepemilikan saham di pasar negara berkembang.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Suara Demokrat Turun, Ibas Diyakini Masih Lolos ke Senayan
Suara Demokrat Amblek di TPS Kampung Mertua SBY
Hitung Cepat Indikator: PDIP di Posisi Teratas