TEMPO.CO, Lamongan - Ramudji, terduga teroris asal Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur, menurut warga setempat, dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Lelaki 27 tahun itu sering ke luar rumah pada malam hari dan pulang menjelang subuh. Warga tidak menduga bahwa Ramudji masuk incaran Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
Warga baru tahu bahwa aktivitas Ramudji bersinggungan dengan kelompok teroris setelah dua hari lalu ditangkap Densus 88 dan dibawa ke Jakarta. Pria berkulit sawo matang ini dibekuk di depan Sekolah Dasar Negeri Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran. (Baca: Densus 88 Gerebek Warga Lamongan)
Menurut Camat Paciran, Suharto, Ramudji memang jarang bersosialisasi dengan tetangga kanan-kirinya. Warga setempat juga tidak banyak yang tahu pekerjaan Ramudji. "Ketua RT pun jarang ketemu," ujar Suharto, Jumat, 16 Mei 2014.
Ramudji, kata dia, sudah lama merantau. Dia menikahi perempuan asal Jawa Barat. Namun tidak ada keterangan jelas perihal pekerjaan Ramudji. Ia hanya disebutkan bekerja serabutan. "Dia ditangkap secara mendadak," ujar Suharto. (Baca: Warga Lamongan Dituduh Teroris, Pengamat: Janggal)
Kepala Satuan Reserse Kepolisian Resor Lamongan Ajun Komisaris Effendy Lubis mengatakan penangkapan terduga teroris merupakan wewenang Densus. Polres Lamongan, kata dia, hanya membantu pelaksanaannya di lapangan. "Penangkapannya langsung oleh Densus," ujarnya.
Densus 88 menggeledah rumah Ramudji, Kamis kemarin, 15 Mei 2014. Penggeledahan itu tindak lanjut dari penangkapan Ramudji sehari sebelumnya. Lurah Blimbing Toha Mansur membenarkan seorang warganya dibawa polisi. (Baca: Kapolri: Teroris Klaten Amankan Pilpres)
SUJATMIKO
Terpopuler:
Pabrik HM Sampoerna Tutup, 2.500 Pekerja Di-PHK
Ahok: Rekening Pribadi Tak Boleh Salurkan APBD
Teka-teki Petinggi Negeri Tersangka Haji