TEMPO.CO, Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk akan merumahkan 4.900 karyawannya mulai 1 Juni 2014. Tindakan itu diambil akibat menurunnya pasar produk sigaret kretek tangan. Juru bicara Sampoerna, Maharani Subandhi, mengatakan perusahaan akan memberikan pesangon dan pelatihan wirausaha bagi karyawan yang terkena pemtusan hubungan kerja.
Pelatihan itu diberikan agar para karyawan bisa tetap percaya diri untuk mencari pekerjaan baru atau memulai bisnis bermodalkan uang pesangon. "Kami ingin uang pesangon itu tidak habis digunakan untuk keperluan rumah tangga, tapi bisa jadi sumber penghasilan baru," kata salah satu pendamping program pelatihan wirausaha, Sutie Rahyono, ketika dihubungi, Sabtu, 17 Mei 2014.
Menurut dia, rata-rata uang pesangon lekas habis karena dipakai untuk memperbaiki rumah dan membeli kendaraan. "Kami akan ajarkan supaya mereka memiliki bisnis yang berjalan tanpa modal yang besar," katanya. Salah satu materi bisnis yang diajarkan adalah soal pengemasan produk serta pemanfaatan potensi ekonomi di wilayah Lumajang dan Jember.
Menurut Sutie, ada banyak potensi usaha oleh-oleh yang bisa dipasarkan di lokasi wisata di sekitar Jawa Timur, seperti Gunung Bromo dan Ijen. "Misalnya bagaimana mengemas dodol tape atau sambel pecel dalam kemasan yang cantik sehingga nilai jualnya meningkat," katanya. Produk-produk seperti itu, kata dia, sudah banyak tersedia di Jawa Timur.
Jika ada karyawan yang tertarik berbisnis makanan, mereka juga akan dilatih untuk menekan modal. Misalnya usaha mie ayam atau bakso, kata dia, sebenarnya sudah bisa berjalan dengan modal Rp 500.000. "Siasatnya, tidak perlu menyewa atau membeli gerobak, cukup bagi hasil dengan pemilik gerobak yang tak terpakai," katanya. "Tip-tip wirausaha seperti ini yang akan diajarkan ke peserta pelatihan."
Sutie optimistis program ini bisa meningkatkan kemampuan para karyawan dalam membangun usaha. Terlebih, Sampoerna memiliki pusat pelatihan kewirausahaan. Fasilitas di sana bisa dimanfaatkan oleh masyarakat ataupun mantan karyawan yang ingin memulai usaha.
Menurut Sutie, sudah banyak peserta pelatihan wirausaha sebelumnya yang kemudian beralih menjadi wirausahawan. "Setelah pelatihan berakhir, mereka bisa tetap berkonsultasi dengan para pendamping melalui telepon, SMS, atau BBM," katanya.
ANGGRITA DESYANI | JAYADI SUPRIADIN
Baca juga
PHK Ribuan Orang, Sampoerna Beri Janji
Penjelasan HM Sampoerna Soal PHK Ribuan Pekerjanya
Terpopuler
Bangkrut, PT HM Sampoerna PHK Ribuan Karyawan
Chairul Tanjung Resmi Jadi Menko Perekonomian
Pabrik Sampoerna di Lumajang Bertahan Dua Tahun