TEMPO.CO, Jakarta - Setiap Mei, Fujitsu menggelar pameran teknologi terbaru yang mereka kembangkan. Seperti tahun lalu, Fujitsu Forum 2014 juga berlangsung di gedung Tokyo International Forum, Jepang, pada 15-16 Mei lalu. Tema yang diangkat kali ini adalah Human Centric Innovation.
Menurut Presiden Fujitsu Limited, Masami Yamamoto, tema Human Centric Innovation itu dipilih lantaran teknologi informasi dan komunikasi kini tumbuh dengan sangat cepat. Tak hanya itu, teknologi informasi dan komunikasi juga sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia.
Di sela kesibukannya menjamu para tamu Fujitsu Forum 2014, Yamamoto menyempatkan diri bertemu secara langsung dengan beberapa jurnalis dari berbagai negara, termasuk Firman Atmakusuma dari Tempo, dalam acara roundtable.
Melalui penerjemahnya, Yamamoto menjawab semua pertanyaan yang diajukan secara panjang lebar, termasuk pertanyaan dari Tempo. Sesi wawancara berlangsung sekitar 1 jam 25 menit tanpa istirahat. Berikut ini petikan sesi tanya-jawab yang lebih menekankan pada strategi global Fujitsu.
Bagaimana Fujitsu mendorong pasar teknologi Indonesia?
Bagi kami, tentu tak hanya sebatas Indonesia dalam mendorong pasar teknologi, tapi juga negara-negara di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN. Kami melihat adanya keterkaitan dan kesempatan yang bagus antara pasar ASEAN dan Jepang.
Pada Maret lalu, saya ke Indonesia dan bertemu dengan pemerintah Indonesia. Dari pertemuan itu, saya yakin pasar Indonesia memiliki peluang yang besar untuk ditingkatkan dan kami berharap bisa berkontribusi banyak di dalamnya, terutama untuk kemajuan infrastruktur sosial, apakah itu dalam pelayanan atau platform infrastruktur.
Selain itu, Indonesia dan beberapa negara ASEAN merupakan lokasi di mana berbagai perusahaan asal Jepang menanamkan modalnya. Kami, Fujitsu, ingin melayani perusahaan-perusahaan tersebut dengan teknologi yang kami miliki, tentu dengan layanan sekelas yang mereka dapat seperti di Jepang.
Bagaimana dengan Eropa?
Pada era globalisasi seperti saat ini, kami memandang Eropa sebagai pasar yang masih terus tumbuh. Kami juga memiliki ikatan sejarah panjang yang bagus dengan pasar Eropa. Pembangunan infrastruktur tak hanya dilakukan di Inggris sebagai basis kami, tapi juga di Italia, Jerman, dan beberapa negara lain.
Tentu ada perbedaan sedikit antara pasar Eropa dan negara berkembang. Perlakuan yang kami berikan bergantung pada negara yang kami tuju. Pada prinsipnya, setiap negara memiliki karakteristik sendiri, maka penanganannya pun akan berbeda.
Fujitsu kini juga tertarik di bidang pertanian, mengapa?
Salah satu alasan mengapa kami tertarik mengembangkan teknologi yang berhubungan dengan pertanian karena secara global kini terjadi krisis pangan. Fujitsu ingin berkontribusi dalam memecahkan permasalahan tersebut.
Sayangnya, di beberapa negara, teknologi informasi dan komunikasi masih belum sepenuhnya diterapkan dalam industri agrikultura. Mereka masih mengandalkan pengalaman dan keahlian. Kami percaya, masih banyak tempat untuk teknologi berperan dalam bidang pertanian. Itu yang kami coba kembangkan dengan penelitian yang kami lakukan sendiri.
Adakah solusi dari Fujitsu untuk Internet of Things?
Ada banyak solusi yang bisa ditawarkan dalam era Internet of Things, yakni ketika semua benda saling terhubung melalui jaringan. Saya tidak bisa mengatakan hanya dalam beberapa kata. Bagi kami, yang terpenting adalah bagaimana menyediakan solusi aktivitas M2M, mesin ke mesin. Itu merupakan keahlian kami.
Selain hardware, kami harus menyediakan aplikasi yang bisa memberikan solusi bagi kehidupan manusia. Salah satu kekhawatiran banyak orang dalam era Internet of Things adalah keberadaan kita bisa dengan mudah diketahui. Fujitsu akan memberikan solusinya.
FIRMAN ATMAKUSUMA
Berita lain:
Remaja Ukur Status Sosial dari Makanan dan Ponsel
Ilmuwan Buat Drone Terinspirasi dari Alam
Organisasi Laut Buat Petisi Perlindungan Paus
eBay Pastikan Data Pengguna Aman
Sirip Buatan Bantu Kura-kura Ini Kembali Berenang
Google Gaet Perusahaan Satelit Bisnis?
Apple Tarik Game Mariyuana dari App Store