TEMPO.CO, Denpasar - Para pendukung Jokowi-Jusuf Kalla di Bali yang menamakan diri Semeton Jokowi memunculkan sejumlah nama yang dipandang layak untuk duduk di kabinet. Mereka adalah putra Bali dari kalangan akademikus, praktisi pariwisata, dan politikus.
“Pemunculan nama ini bukan untuk menyandera Jokowi. Kami hanya memberikan masukan,” kata koordinator Semeton (pendukung fanatik-red), I Gusti Agung Putri Astrid, Jumat, 8 Agustus 2014.
Menurut Putri, selama ini sudah ada beberapa nama yang diusulkan oleh berbagai kelompok. Namun nama tersebut selalu berkaitan dengan kemampuan dalam kapasitas nasional. Padahal, banyak tokoh lokal yang potensial dengan berbagai prestasi di tingkat internasional.
Selain itu, kata Putri, dari segi kepemimpinan, tokoh lokal memiliki keunggulan. Selain patut memimpin daerahnya, juga layak berkiprah di tingkat nasional, bahkan internastional.
Beberapa kriteria yang menjadi pedoman Semeton Jokowi untuk mengusung nama-nama calon menteri, antara lain, bersih dan jujur, berintegritas, bekerja keras, dan berkeahlian.
“Orang-orang yang kami usung adalah yang paham problem lokal, nasional, dan internasional. Yang paling penting, mereka bersih dari ikatan masa lalu,” ujar Putri.
Setelah melalui proses penjaringan dan diskusi dengan simpul-simpul relawan di masing-masing kabupaten, semua nama akan disampaikan langsung kepada Jokowi melalui Semeton Jokowi.
Diakui oleh Putri, tidak semua usul masyarakat diajukan kepada Jokowi. Setiap usul harus lebih dulu dibahas dalam tim kecil dan relawan di daerah. “Kami juga sudah konsultasi dengan kelompok relawan serta tokoh masyarakat,” ucapnya.
Putri menjelaskan, Semeton Jokowi tidak akan mencampuri masalah penempatan mereka setelah diusulkan.
Beberapa nama yang akan diusulkan, di antaranya, Tjokorda Oka Ardhana Sukawati, mantan Bupati Gianyar yang juga Ketua PHRI Bali; Anak Agung Ngurah Puspayoga, mantan Wakil Gubernur Bali; I Dewa Ngurah Suprapta, akademikus Universitas Udayana serta mantan Presiden The International Society for Southeast Asian Agricultural Sciences; Ida Bagus Gde Sidharta, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur dan praktisi pariwisata; serta Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Wali Kota Denpasar.
Nama lainnya adalah Nyoman Padmadewi, akademikus Universitas Pendidikan Ganesha dan pendiri Yayasan Peduli Sesama; Nyoman Popo Priyatna Danes, arsitek yang dipercaya menjadi Konsul Kehormatan Republik Tunisia untuk Bali; I Dewa Gede Palguna, mantan hakim Mahkamah Konstitusi; dan Agung Suryawan Wiranatha, Sekretaris Program Doktor Pariwisata Universitas Udayana.
ROFIQI HASAN
Terpopuler:
Merasa Kecewa, Pendukung Prabowo Pindah Dukungan
Begini Celah Penipuan dalam Arisan MMM
Ada Pesan Lowongan Budak Seks ISIS di UIN
Pilpres Diulang, Jokowi-JK Bakal Unggul Jauh
Bursa Ketua Umum Golkar, Ini Petanya