TEMPO.CO, Surakarta - Pembatasan waktu penjualan solar bersubsidi di sebagian stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) membuat pengusaha travel di Surakarta mencari cara agar tetap bisa mendapat bahan bakar murah. Ketua Paguyuban Travel Terminal Tirtonadi Agus Toni mengatakan pengusaha berusaha tidak membeli solar nonsubsidi. "Kami tetap mencari solar subsidi di sepanjang rute perjalanan," ujarnya di Surakarta, Jumat, 8 Agustus 2014.
Untuk rute yang melewati jalan tol, pengemudi diminta mengisi bahan bakar hingga tangki penuh di SPBU terakhir sebelum masuk jalan tol. Dengan demikian, bus tidak perlu lagi mengisi di SPBU yang ada di jalan tol, yang tidak menjual solar subsidi. (Baca: Pengusaha Travel Pertanyakan Pembatasan Solar)
Pengusaha juga meminta pengemudi travel untuk jeli dan mengecek apakah SPBU yang akan dimasuki menjual solar bersubsidi di luar pukul 08.00-18.00 WIB. Jika memang membatasi penjualan sesuai dengan ketentuan pemerintah, pengemudi diminta mencari SPBU lain yang melayani penjualan solar bersubsidi.
"Tapi, dalam kondisi darurat, misalnya hampir kehabisan solar, pengemudi boleh mengisi dengan solar nonsubsidi. Nanti selisihnya akan diganti oleh perusahaan," tuturnya. Menurut dia, hal itu semata untuk kenyamanan penumpang.
Agus menyebut semua armada travel menggunakan mesin diesel yang berbahan bakar solar. Sebab, dari segi operasional lebih menguntungkan daripada memakai kendaraan berbahan bakar Premium. "Kalau saat ini memang belum terasa dampaknya, karena di rute yang dilewati masih banyak SPBU yang melayani pembelian solar subsidi tanpa pembatasan," katanya. (Baca: Polisi Waspadai Penimbunan Solar Subsidi)
Pengurus Perusahaan Otobus Muncul, Suparyoto, mengatakan pihaknya mensiasati pembatasan solar bersubsidi dengan mengisi penuh tangki bahan bakar di SPBU yang tidak terkena kebijakan pembatasan. Misalnya, untuk rute Solo-Jakarta, pengemudi mengupayakan mengisi bahan bakar sebelum masuk ruas Jalan Tol Cikampek.
Sebenarnya, jika perjalanan lancar, bus cukup mengisi satu kali untuk perjalanan Solo-Jakarta pulang-pergi. "Kapasitas tangki bahan bakar sampai 300 liter. Sedangkan kebutuhan bahan bakar Solo-Jakarta pulang pergi sekitar 300 liter jika perjalanan lancar," tuturnya. Hanya saja, saat ini perjalanan bus terkendala kemacetan parah di beberapa titik, terutama di sekitar Jembatan Comal. Alhasil, kebutuhan bahan bakar melonjak menjadi 400 liter, sehingga di perjalanan harus mengisi bahan bakar sekali lagi. (Baca: Organda Usul Tarif Angkutan Naik 60 Persen)
UKKY PRIMARTANTYO
Baca juga:
Kisah Pocong di Foto Syahrini Saat Umrah
5 Gugatan Prabowo yang Dipertanyakan Hakim MK
Orang Kaya Baru Indonesia Tersebar di Pedalaman
Merasa Kecewa, Pendukung Prabowo Pindah Dukungan