TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengatakan partainya masih mungkin bergabung dalam barisan partai pendukung Joko Widodo. Keputusan itu, ujar dia, tergantung pada hasil muktamar yang bakal digelar sekitar akhir tahun nanti. "Apa pun bisa terjadi, termasuk arah koalisi," tutur Romahurmuziy di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 19 Juni 2014.
Menurut Romahurmuziy, keputusan bergabung atau tidak dalam pemerintahan akan diputuskan oleh kepengurusan baru yang terpilih melalui muktamar. Sedangkan saat ini PPP, di bawah kepemimpinan Suryadharma Ali, masih konsisten mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Romahurmuziy mengatakan partainya tak mempersoalkan bila berada di luar atau di dalam pemerintahan. PPP, ujar dia, sudah berpengalaman menjadi koalisi dan oposisi. Yang terpenting bagi PPP adalah tetap membangun komunikasi dengan semua partai. "Walau berbeda kubu, komunikasi dengan semua fraksi terus kami bangun."
Mengenai pelaksanaan muktamar, Romahurmuziy mengaku telah berkomunikasi dengan Suryadharma. Dalam sebuah pertemuan, mantan Menteri Agama itu menuturkan bisa menerima muktamar digelar pada 2014, tapi setelah pemerintahan baru terbentuk. Alasannya, sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai, muktamar baru digelar paling lama setahun setelah pemerintahan baru terbentuk. "Bisa saja sehari setelah pemerintahan baru terbentuk," katanya.
Sebelumnya, sejumlah pengurus wilayah PPP mendesak muktamar segera digelar. Desakan ini juga didorong oleh menurunnya kepercayaan pengurus wilayah pada kepemimpinan Suryadharma.
Suryadharma dianggap sudah tak layak lagi menjadi Ketua Umum PPP karena sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi penyelenggaraan ibadah haji 2012 dan 2013. Kekecewaan itu bertambah dengan gagalnya pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang didukung PPP, memenangi pemilihan presiden yang digelar 9 Juli lalu.
IRA GUSLINA SUFA
Terpopuler:
Fahri Hamzah Disebut Terima US$ 25 Ribu dari Nazar
Bagaimana PRT Pembunuh Bayi di Riau Dibekuk?
Jokowi Setuju 6 Jenis Manusia Versi Mochtar Lubis Dihilangkan
Begini Pembagian Jatah Kekuasaan ala Prabowo-Hatta
Marzuki Alie Disebut Terima US$ 1 Juta dari Naza