TEMPO.CO, Banyuwangi - Kantor PT BFI Finance Indonesia di Jalan S. Parman, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dibobol maling. Sedikitnya Rp 150 juta uang nasabah yang disimpan di empat brankas raib.
Pembobolan brankas BFI itu pertama kali diketahui Mansyur, satpam kantor pada Senin, 25 Agustus 2014, sekitar pukul 06.30 WIB. Menurut Mansyur, setelah masuk kantor dia langsung memeriksa seluruh ruangan.
Dia terkejut karena mengetahui brankas yang berada di lantai bawah dalam kondisi terbuka dan berantakan. "Uangnya sudah raib," kata Mansyur kepada Tempo, Senin, 25 Agustus 2014. (Baca: Balai Kota Malang Dibobol Maling, Rp 21 Juta Raib)
Menurut Mansyur, selain brankas yang jebol, plafon atap lantai dua juga rusak. Dia memperkirakan maling tersebut masuk dengan membobol plafon tersebut.
Wendi Fahmi, salah satu karyawan BFI, mengatakan saat hari libur dan malam hari kantornya memang tidak dijaga satpam. "Hanya tenaga keamanan dari ruko yang berjaga," kata Wendi. Sementara kamera pengintai alias CCTV juga dalam kondisi mati. Sebab, pada Ahad kemarin, 24 Agustus 2014, listrik di sepanjang area kantor mati mulai jam 09.00 WIB-05.00 WIB.
Uang di brankas yang hilang, kata Wendi, adalah hasil setoran dari karyawan pada Sabtu, 23 Agustus. Uang tersebut tidak disimpan di bank karena pada hari Sabtu perbankan tutup.
(Baca: Kantor Dibobol Pencuri, Wali Kota Malang Kecewa)
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Banyuwangi Ajun Komisaris Nandu Dyanata mengatakan dari hasil olah tempat kejadian perkara, diduga komplotan maling itu berjumlah paling sedikit tiga orang. Polisi menemukan tiga bagian ruangan yang rusak, yakni plafon luar, plafon dalam, dan tembok di ruangan brankas.
Dia menduga komplotan maling itu masuk dengan merusak plafon di lantai dua, kemudian membobol tembok untuk bisa masuk ke ruangan brankas di lantai satu. Pencuri kemudian menggunakan kunci dan obeng untuk merusak brankas. "Dari enam brangkas, empat brangkas yang berisi uang rusak," katanya.
Selain olah TKP, polisi memeriksa empat orang mulai manajer, karyawan, dan satpam. Menurut Nandu, pihaknya masih menyelidiki dugaan keterlibatan orang dalam. "Kami masih mengidentifikasi cap jari yang tertinggal," kata dia.
IKA NINGTYAS
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Istri Wakil Wali Kota Antre Bensin Eceran di Tegal
Tim Jokowi-JK Susun Tiga Opsi Kabinet
Dewan Pendidikan Kritik Kurikulum 2013 yang Amburadul
Pengganti Busyro, KPK Setuju Nama Ini
Pemain Bola Tewas Setelah Ditimpuk Penonton