TEMPO.CO, Solo - UNESCO, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi bidang pendidikan dan kebudayaan mengakui Surakarta sebagai kota kreatif. Tapi bagi Ketua FEDEP (Forum Economy Development & Employment Promotion) Surakarta David Wijaya, sebutan sebagai kota kreatif tidak cukup.
"Harus menjadi kota ekonomi kreatif. Bagaimana kreativitas tersebut bisa menggerakkan perekonomian," ucapnya di sela diskusi peran FEDEP mendorong ekonomi kreatif di Surakarta, Selasa, 23 September 2014.
Dia menilai Surakarta punya potensi besar di bidang ekonomi kreatif. Sebab sudah memiliki sejarah panjang di bidang kreatif seperti desain. "Surakarta terkenal dengan produk batik. Ke depan kita bisa menjadi pusat desain," katanya.(Baca : Pameran Kreatif Solo di Benteng Vastenburg)
Selain itu kultur budaya yang begitu kuat membuat seni pertunjukan berkembang pesat. Sehingga muncul seniman yang mengembangkan seni pertunjukan dalam berbagai versi. David menilai, kekayaan seni pertunjukan menjadi potensi besar bagi pengembangan ekonomi kreatif.
Untuk mendorong ke arah ekonomi kreatif, dia mengatakan bertumpu pada pengembangan sumber daya manusia. Sebab kreatif bersumber pada kreativitas dan inovasi seseorang. "Sehingga harus melibatkan lembaga pendidikan. Bagaimana membentuk siswa menjadi sosok yang kreatif," ucapnya.
Dia mengatakan, penguatan SDM untuk kreativitas mulai terlihat di Surakarta. Misalnya ada penyelenggaraan Kreasso atau Kreatif anak sekolah Solo. "Sudah ada upaya tapi masih perlu ditingkatkan," katanya.
Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Surakarta Sukriyah mengatakan, sudah melakukan pemetaan industri kreatif di Surakarta. Dia mengatakan 15 sektor industri kreatif terdapat di Surakarta.(Baca : Solo Berpotensi Wisata Komunitas Kreatif)
"Kalau yang berbentuk sentra, ada batik di Kauman dan Laweyan, pembuatan shuttle cock di Tipes, sangkar burung di Mojosongo, dan kain perca di Tipes," ucapnya.
Ia menilai, industri kreatif yang berpotensi menembus pasaran nasional adalah desain batik dan seni pertunjukan. Menurutnya di tiap kelurahan memiliki seni pertunjukan dengan kekhasan masing-masing.
Kepala Bapppeda Surakarta Agus Joko Witiarso mengatakan, industri kreatif tidak butuh skala produksi yang besar. Sehingga tiap rumah tangga bisa memproduksi industri kreatif seperti kerajinan tangan.
"Kita tidak perlu takut dengan perdagangan bebas. Asalkan kita siap dari sisi kreativitas dan produk," katanya.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Terpopuler
Akhirnya, Jokowi Bocorkan Nama Kabinetnya
Resmi, Demokrat Dukung Pilkada Langsung
Gamawan: RUU Pemda Disahkan, Jokowi Enak
Bantu TNI, Tahir: Tak Ada Makan Siang Gratis