TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwanda dan Gubernur Maluku Utara KH Abdul Gani membuka Kie Raha International Festival 2014 di Mal Senayan City pada Kamis, 9 Oktober 2014.
Provinsi Maluku Utara melakukan promo pariwisata untuk memperkenalkan potensi pariwisatanya kepada wisatawan mancanegara dan nusantara. Ada empat kesultanan yang ditampilkan dalam festival ini, yakni Kesultanan Bacan, Jailolo, Ternate, dan Tidore.
Kie Raha atau empat gunung diambil menjadi nama festival yang berlangsung selama empat hari mulai Kamis, 9 Oktober, sampai Minggu, 12 Oktober 2014.
Berbagai gerai hadir di festival ini, seperti ekonomi kreatif yang memperkenalkan kuliner dari Maluku Utara seperti seribu jenis dabu-dabu (sambal), batik, dan paket destinasi wisata terbaik di Maluku Utara, seperti Pulau Halmahera, Masjid Sultan Ternate, atau Istana Kesultanan Ternate.
Juga gerai perhiasan yang memajang batu bacan, yang menjadi unggulan bagi penyuka koleksi batu mulia. (Baca: Festival Legu Gam Ternate Dimeriahkan Kesenian Kie Raha)
Batu tersebut adalah batu alam asli dari Pulau Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Batu itu diburu masyarakat dan kolektor karena dinilai unik. Batu obi dari Halmahera Timur menjadi koleksi gerai perhiasan.
Menurut Atika dari Atika Jewellery saat ditemui di mal Senayan City, batu Bacan terdiri atas beberapa jenis, seperti batu bacan obi dan pancawarna. Namun yang menjadi favorit adalah jenis bacan doko dan palamea. Keduanya mempunyai karakteristik tersendiri.
"Kalau yang kehijauan itu bacan doko. Kalau palamea warnanya agak kebiruan. Kalau disenter tembus batunya. Makin bening, makin mahal harganya. Itu kualitasnya sudah super," katanya. Batu bacan dihargai mulai Rp 1 juta. Harga batu itu bisa sampai puluhan juta rupiah. "Artis Yuni Shara pakai batu Obi. Barack Obama pakai batu bacan. Dan SBY juga," ujar Atika.
Dalam tiga tahun terakhir ini, kunjungan wisatawan ke Maluku Utara terus meningkat. Data Kemenparekraf menyebutkan, pada 2011, ada 5.945 orang yang mengunjungi wilayah tersebut. Sedangkan pada 2012 dan 2013 masing-masing 15.500 dan 37.186 wisatawan.
Maluku Utara sejak berabad-abad lalu dikenal masyarakat internasional sebagai sumber rempah-rempah dunia. (Baca: Melongok Festival Legu Gam di Ternate)
Selain itu, ada perairan Gura Ici dan Pulau Widi di Halmahera Selatan serta Pulau Oto di Halmahera Timur yang dikenal sebagai lokasi selam. bagi yang ingin berselancar, ada Sopi, Morotai Jaya, di Pulau Morotai dan Pulau Wadui di Halmahera Barat. Dua lokasi ini memiliki ombak bagus menghadap ke Lautan Pasifik.
Salah satu kekayaan faunanya yakni burung bidadari yang berada di Halmahera Barat. Wisatawan juga bisa mengunjungi benteng peninggalan kolonial dan Perang Dunia II di Pulau Morotai.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Ini Daftar Restoran Terbaik di Indonesia
Ini Tip Memilih Kopi yang Bagus
Wisatawan Asal Cina Peluang Pasar Pariwisata
Nongkrong ala Pekerja Jepang di The Momo
Lenggak-lenggok Model Batik di Jalanan Kota Malang