TEMPO.CO, New York - Aplikasi pesan instan WhatsApp sedang meningkatkan keamanan dengan menambahkan sistem enkripsi di perangkat berplatform Android. Sistem ini nantinya akan mengenkripsi proses transmisi di server.
Teknologi berbasis open-source tersebut dikembangkan oleh perusahaan bernama Open Whisper Systems. Perusahaan ini sudah mengembangkan sistem anti-peretasan pesan dan telepon, antara lain TextSecure, RedPhone, serta Signal and Flock. “Untuk platform iOS dan yang lainnya akan segera menyusul,” tulis situs The New York Times, Jumat, 21 November 2014.
WhatsApp, yang penggunanya mencapai 600 juta di seluruh dunia, kini menjadi target potensial pembobolan data. Isi pesan, baik berupa teks, suara, maupun foto, adalah sasaran empuk para peretas. Belum lagi yang berkaitan dengan perusahaan.
Sistem enkripsi yang ada di WhatsApp memudahkan tim teknis untuk memodifikasi pesan agar lebih privat. Jika ingin membobol pesan, peretas harus membuka kunci satu per satu. Ini diyakini akan menekan kasus peretasan di seluruh dunia.
“Level privasi seperti itu umumnya ada pada lingkup yang lebih kecil, yakni perangkat lunak,” ujar peneliti keamanan digital yang juga pendiri Open Whisper Systems, Moxie Marlinspike.
Dia mengatakan enkripsi ini akan dirancang sebagai pengaturan utama di WhatsApp. Nantinya, WhatsApp tidak bisa membaca setiap pesan yang dikirimkan pengguna. Demikian juga jika ada peretas yang ingin mencegat tanpa adanya decryption key.
Jika perangkat hilang atau tercuri, orang lain tetap dapat membaca pesan. Sistem enkripsi akan menutup peluang melacak pesan secara pribadi.
Pembobolan data kerap terjadi ketika pengguna WhatsApp mengakses lewat koneksi Wi-Fi untuk umum. Secara teknis, jaringan yang sifatnya terbuka memudahkan peretas untuk mencuri data.
Facebook sebagai pemilik WhatsApp sebelumnya menyatakan akan mempercayakan sistem enkripsi kepada pihak ketiga, seperti yang ada di Facebook Messenger. Cara ini lebih mudah ketimbang harus merancang sistem keamanan sendiri.
Perusahaan lain yang sebelumnya sudah menyediakan layanan enkripsi adalah Google. Sistem ini mengenkripsi peramban Chrome, khususnya ketika digunakan untuk berkirim pesan. Simak berita tekno lainnya di sini.
THE NEW YORK TIMES | SATWIKA MOVEMENTI
Berita lain
Peneliti ITB: Ponsel Lokal Terbentur Citra Buruk
Kompetisi Drone Nasional Diikuti 13 Tim
Tiga Tokoh Indonesia Raih Kenton Miller Award
Robot Philae Mendarat di Komet, Lalu 'Tertidur'
Kenapa Joging Bikin Kita Awet Muda?