TEMPO.CO, Jakarta - Air mata mengalir di pipi mulus Julie Estelle. Aktris dan model berusia 25 tahun itu sesengukan saat membaca surat cinta untuk ibunya di Restoran Bistronomy, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, awal pekan ini. Julie mengaku sebagai orang mudah menangis setiap menyangkut semua hal tentang ibunya, Hilda Limbara.
Padahal, perempuan berdarah Prancis-Manado-Tionghoa itu tidak dekat secara fisik dengan sang ibu. Sejak remaja, Julie dan saudara-saudaranya di Jakarta, sementara kedua orang tua mereka tinggal di Bali. "Tapi, karena kami dibiasakan mengucapkan 'I love you' sejak kecil, kami dekat satu sama lain, apalagi sama mama," kata Julie. Ungkapan sayang itu selalu dia sampaikan baik dalam pertemuan langsung maupun via telepon.
Di acara yang sama, psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli, mengatakan kalimat "I love you"--atau dalam bahasa lain yang bermakna serupa--merupakan bentuk konfirmasi perasaan secara verbal. Konfirmasi ini penting karena menunjukkan rasa kasih sayang yang menunjang perkembangan jiwa seseorang.
Menurut psikolog yang biasa dipanggil Vera ini, "I love you" berdampak positif dua arah: membahagiakan orang yang mendengar dan yang mengucapkan. Ungkapan ini tidak terbatas pada suami-istri, tapi juga anak ke orang tua. "Mereka merasa lebih bahagia karena mendapat dukungan dari anaknya," katanya. (Baca juga: Gara-gara Cinta, Otak Kurang Merespons Ancaman)
Maka, orang tua harus mengungkapkan cintanya secara terus-menerus kepada anak sejak kecil. Kebiasaan ini akan menjaga pola hubungan antara orang tua dan anak, terutama ketika anak mulai menginjak dewasa. Sebab, Vera melanjutkan, saat anak yang memasuki usia 18 tahun, pola komunikasi antara orang tua dan anak berubah. "Anak mulai merasa bebas, seolah tak memerlukan bantuan orang tua," katanya.
Menurut Vera, di usia itu, remaja mulai membangun batas dengan lingkungan di sekitarnya, sekaligus melepaskan rasa ketergantungan terhadap orang tuanya. Tanpa kebiasaan mengungkapkan cinta, dia melanjutkan, anak akan bergelut dengan pemikiran dan lingkungannya sendiri. Bila dibiarkan, pola komunikasi gagal ekspresi seperti itu dapat menciptakan jarak antara orang tua dan anak.
Mengucapkan konfirmasi cinta kepada orang tua juga berdampak positif bagi kesehatan secara umum. Banyak hasil penelitian yang diterbitkan dalam buku psikologi yang menunjukkan hubungan yang kuat antara perasaan dicintai dan mencintai terhadap kepuasan secara emosional. "Menghindarkan si individu dari perasaan-perasaan kesepian, depresi, dan penyakit fisik," kata Vera. "Karena mereka secara emosional merasa sejahtera." (Baca juga: Makna di Balik Ucapan Pria)
CHETA NILAWATY
Terpopuler:
Ketika Kerajinan Indonesia Naik Kelas
Menikmati Wine ala Kimmy Jayanti
Susu Almond yang Sedang Ngetren
Hasil Survei: Mayoritas Publik Belum Paham AIDS
Mencicipi Kopi Buatan Barista Juara Internasional