TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta masyarakat berdoa agar cita-cita swasembada pangan lekas tercapai. Yang jelas, Amran mengatakan terus membenahi berbagai persoalan di sektor pertanian dari hulu sampai hilir. (Baca: Kejar Swasembada Pangan, Jokowi Bangun 11 Waduk)
Amran mengungkapkan alasan mengapa Indonesia sulit penuhi target swasembada. Menurut dia, ada beberapa faktor mulai dari produksi hingga distribusi fasilitas yang menjadi hambatan. "Kendala ada di irigasi, serapan benih, distribusi pupuk, dan alat mesin pertanian," kata Amran saat ditemui di kantornya, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin, 22 Desember 2014. (Baca: Amran Yakin Indonesia Segera Swasembada Beras)
Selama blusukan ke berbagai daerah di Indonesia, Amran menemukan 52 persen irigasi di Indonesia rusak. Dari area irigasi seluas 7,1 juta hektare, Amran menemukan pula alat-alat yang tak direhabilitasi selama 25 tahun lebih. "Pemeliharaannya juga buruk," katanya. (Baca: Menteri Pertanian: Kekurangan Pangan di Depan Mata)
Dari faktor benih, angka serapan termasuk rendah yaitu sekitar 20 persen dari Rp 1,56 triliun yang dijatahkan. Selain itu distribusi pupuk yang rendah dan kerap terlambat juga berpengaruh besar pada produktivitas. "Di seluruh daerah, selalu bermasalah. Anggap saja kalau telat dua minggu, bisa menyebabkan panen tertunda setahun," kata Amran. (Baca: El Nino, Pemerintah Siapkan Rp 2 Triliun)
Menurut perhitungannya, produksi yang tertunda karena keterlambatan bisa mencapai 1 ton. Apabila hasil produksi separuh daerah perkebunan di Indonesia yang diperkirakan mencapai 5 juta hektare, maka angka produktivitas akibat keterlambatan tersebut bisa mencapai 5 juta ton. "Sudah bisa untuk swasembada itu," kata dia. (Baca: Stabilisasi Harga Pangan Butuh Rp 2 Triliun)
Selain itu, penurunan rumah tangga petani selama 10 tahun terakhir ini terus menurun. Dari angka 31 juta menjadi 26 juta pada 2014. Angka ini berpengaruh pada produktivitas hasil pertanian. Solusinya, Amran agar memberi dukungan kepada petani lokal juga memberikan teknologi yang dibutuhkan. (Baca juga: Megawati: Saya Sudah Capek Teriak Hentikan Impor)
URSULA FLORENE SONIA
Topik terhangat:
KSAL Baru | Lumpur Lapindo | Perayaan Natal | Susi Pudjiastuti | Kasus Munir
Berita terpopuler lainnya:
4 Rencana Menteri Susi yang Berantakan
Gubernur FPI Pantang Ucap Selamat Natal ke Ahok
Ahok Makan Babi, Ibu-ibu di NTT 'Klepek-klepek'