Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Probiotik Dipercaya Dapat Tekan Depresi

image-gnews
bakteri probiotik
bakteri probiotik
Iklan

TEMPO.CO, Oxford - Banyaknya mikroba yang hidup dalam usus manusia tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik manusia. Mikroba tersebut juga berpengaruh pada kesehatan mental.

Penelitian terbaru pada hewan menunjukkan bahwa perubahan bakteri pada usus menyebabkan seekor mencit memiliki hasrat makan yang tinggi, dan mempengaruhi tingkat hormon stres kortisol.

Pada manusia, ada beberapa bukti awal tentang kaitan antara bakteri usus dan kesehatan mental. Studi terbaru dari para ilmuwan di Inggris mengungkap bahwa suplemen makanan meningkatkan bakteri baik dalam usus (probiotik), yang mengubah kadar emosional dan menyebabkan efek anti-cemas. (Baca: Minum Yoghurt Kurangi Risiko Diabetes)

Philip Burnet, anggota penelitian dari Departemen Psikiatri University of Oxford, mengatakan timnnya sedang mempelajari lebih lanjut apakah di sekitar probiotik dan prebiotik (substrat untuk makanan bakteri baik) dapat digunakan untuk obat depresi manusia. "Atau meningkatkan respons pasien terhadap obat psikiatri," ujar dia seperti dikutip dari Live Science, Senin, 29 Desember 2014.

Hanya, anggapan bahwa prebiotik dan probiotik dapat berpengaruh pada kesehatan mental baru sekadar teori. "Harus dibuktikan lebih lanjut," ujar Roger McIntyre, profesor psikiatri dan farmakologi di University of Toronto, yang tak tergabung dalam tim penelitian. (Baca: Air Liur Bisa Prediksi Gangguan Jiwa Saat Dewasa)

Menurut McIntyre, data yang ditunjukkan di hewan memang menarik, tapi hasilnya belum tentu sama dengan uji coba terhadap manusia.

Dalam studinya, Burnet dan tim memberikan probiotik dan plasebo kepada 45 orang sehat berumur 18-45 tahun setiap hari selama tiga pekan. Di akhir penelitian, tim melihat tingkat emosional, seperti kata-kata negatif dan positif dari para responden.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam tes tersebut, orang yang menggunakan probiotik kurang memperlihatkan informasi negatif dan lebih fokus terhadap informasi positif dibandingkan orang-orang yang menggunakan plasebo. Efek yang sama terlihat dari orang yang menggunakan obat depresi. "Pengguna prebiotik tidak begitu cemas terhadap rangsangan negatif dan mengancam," kata Burnet.

Studi ini juga mengungkap orang yang mengambil prebiotik memiliki tingkat kadar kortisol yang lebih rendah dalam air liur mereka saat bangun di pagi hari. Tingginya kadar kortisol dapat menyebabkan stres. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Psychopharmacology awal Desember ini.

Para ilmuwan memang belum begitu yakin bagaimana kerja bakteri usus (probiotik) tersebut mempengaruhi kinerja otak. Bakteri baik dalam usus, menurut Burnet, mungkin memang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita Lainnya:
ATC Sempat Siapkan Jalur Baru untuk Air Asia
Air Asia Hilang, Penyisiran di Titik Pertama Nihil
Ini Daftar Kecelakaan Pesawat Terbang Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

4 Juli 2023

Ilustrasi daun bidara. Shutterstock
Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

buah bidara dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit


Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

8 Februari 2021

Ilustrasi adopsi anjing dan kucing. Salemcountyhumanesociety.org
Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

Punya hewan peliharaan memang menghibur. Tapi awas, mereka juga bisa menularkan penyakit kepada pemiliknya.


Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

8 Februari 2021

Petugas BPBD DKI Jakarta mengevakuasi korban banjir di RT11 RW05 Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, menggunakan perahu karet, Minggu (7/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Ciliwung. (ANTARA/HO-BPBD DKI).
Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

Banjir selalu menyisakan berbagai masalah, bukan hanya kotoran dan lumpur tapi juga beragam penyakit akibat virus dan jamur.


Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

7 Februari 2021

Firmanzah, Rektor Paramadina. Facebook
Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

Rektor Paramadina, Firmanzah, wafat karena vertigo. Penyakit ini banyak dialami orang tapi kurang dipahami bahayanya.


Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

7 Februari 2021

Ilustrasi stroke. healthline.com
Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

Dokter mengatakan membangkitkan rasa gembira dan bahagia merupakan cara efektif serta mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke.


Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

6 Februari 2021

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

Dokter menjelaskan penyebab penyakit kanker dan faktor pemicu yang sebenarnya bisa dihindari, termasuk memilih gaya hidup sehat.


Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di tengah masyarakat dan lini terdepan pelayanan kesehatan pun harus paham deteksi dini kanker payudara.


Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

Pakar mengingatkan perlunya mengenali gejala kanker payudara lebih dini untuk menurunkan risiko keparahan penyakit dan mempercepat penyembuhan.


5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

25 Januari 2021

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

Indonesia mengalami kenaikan jumlah prevalensi penyakit tidak menular dan menjadi penyebab kematian tertinggi. Penyakit apa saja itu?


Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

24 Januari 2021

Gangguan asam lambung.
Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

Jangan samakan GERD dengan radang usus kronis atau IBD meski sama-sama menyerang lambung. Simak penjelasan pakar berikut.