TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keselamatan Penerbangan Air Navigation, Wisnu Darjono, menyatakan belum mengetahui apakah pilot AirAsia QZ8501 sempat membawa buku panduan darurat (manual emergency) saat menerbangkan pesawat Airbus A320-216. Menurut dia, dokumen itu lazimnya dibawa pilot di setiap penerbangan. “Normalnya itu dibawa pilot,” kata Wisnu ketika dihubungi, Kamis, 1 Januari 2015. (Baca: Janji Tony Fernandes ke Pramugari Korban Air Asia)
Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA) merilis buku panduan darurat bagi sejumlah pesawat pabrikan Airbus pada tanggal 9 Desember 2014. Panduan itu diterbitkan tak lama setelah pesawat Airbus jenis A31 mengalami masalah saat mencoba naik ke posisi lebih tinggi (angle of attack) dalam kondisi cuaca buruk. Beberapa sensor dalam pesawat diketahui mengalami pembekuan. Panduan itu berlaku bagi pesawat jenis A318, A319, A320, dan A321. (Baca: Pujian Bos Air Asia ke Pilot yang Terkait Narkoba)
Menurut Wisnu, petunjuk itu mestinya langsung diadopsi seluruh maskapai yang menggunakan pesawat jenis yang dimaksud. Mereka bisa melatih para pilotnya untuk mengetahui solusi saat menghadapi potensi masalah di udara. Panduan itu juga akan diadopsi oleh Kementerian Perhubungan sebagai panduan operasi penerbangan di Tanah Air. “Saya belum tahu apakah itu sudah masuk dalam regulasi. Saya rasa belum,” kata Wisnu. (Baca: Korban Air Asia QZ8501, Berjam Rolex, Berkaus Polo)
Wisnu mengatakan buku panduan darurat sangat mungkin dijadikan materi pemeriksaan Komite Nasional Keselamatan Transportasi untuk mengetahui sejauh mana aturan itu diterapkan. “Biar KNKT yang menganalisa itu semua,” katanya.
RIKY FERDIANTO
Baca berita lainnya:
Fakta tentang 15 Korban Air Asia QZ8501
Pilot Air Asia QZ7510 Terendus Pakai Narkoba
Bodi Pesawat Air Asia Sudah Ditemukan?
Dua Spekulasi Kecelakaan Air Asia QZ8501
Pilot Pakai Narkoba, Bos Air Asia: Itu Obat Batuk