TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Badan utama pesawat Air Asia QZ8501 telah ditemukan kapal MV Swift milik Singapura. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan siap menerima bagian badan utama pesawat itu untuk diselidiki. (Tim Evakuasi Air Asia Diminta Waspadai Hujan.)
Investigator KNKT, Nurcahyo Utomo, mengatakan badan pesawat bisa diselidiki untuk mengetahui bagaimana bentuk patahan dan kekuatan benturan sebelum pesawat itu tenggelam di perairan Selat Karimata. Lewat bentuk patahan dan benturan itu bisa diketahui posisi dan kecepatan pesawat sebelum jatuh menabrak air.
"Bisa dilihat bengkoknya ke mana, berapa besar gaya bengkok besi badannya. Termasuk bisa tahu apakah ada ledakan atau kebakaran sebelum dan sesudah menabrak air," kata Nurcahyo di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis, 15 Januari 2015.
Investigasi terhadap badan pesawat diperlukan sebagai informasi fisik untuk mendukung data dari kotak hitam. "Pengecekan fisik saja, karena kotak hitam datanya lebih akurat," ujarnya.
Saat ini, dia melanjutkan, kotak hitam yang terdiri atas flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR) sedang dibaca oleh tim KNKT di Jakarta. Pembacaan membutuhkan waktu berbulan-bulan karena ada 1.200 parameter dalam masing-masing kotak. (CVR Air Asia Tiba di Jakarta.)
"Nanti data dari FDR dan CVR akan disinkronisasi, sehingga kita bisa tahu apa penyebab kecelakaan pesawat Air Asia," ujarnya.
FDR dan CVR telah berada di Jakarta dan ditempatkan di ruangan khusus. Tidak sembarang orang bisa masuk ke ruangan yang disebut laboratorium black box itu, karena pintunya menggunakan sensor sidik jari.
"Setelah selesai dibaca dan dianalisis, FDR dan CVR itu akan dikembalikan ke pihak maskapai Air Asia," kata Nurcahyo.
Pesawat Air Asia QZ8501 jatuh di perairan Selat Karimata, Kalimantan Selatan, pada Ahad, 28 Desember 2014, setelah hilang kontak. Pesawat rute Surabaya-Singapura itu membawa 155 penumpang dan 7 awak. Saat ini baru 50 jenazah korban Air Asia yang ditemukan.
ROSALINA
Berita Terpopuler:
4 Risiko Budi Gunawan Jika Ngotot Jadi Kapolri
4 Aktor di Balik Blunder Pemilihan Budi Gunawan
SBY Copot Jabatan Tersangka, Kini Jokowi Malah...
Rekening Anak Budi Gunawan Bikin Heran KPK
Pratikno Tak Tahu Sutarman Tolak Budi Gunawan