TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menerima bagian-bagian penting yang dibutuhkan dalam penyelidikan kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501. Pada hari ke-16 sejak pesawat hilang kontak, kotak hitam yang terdiri atas flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR) serta ekor pesawat telah diterima oleh KNKT. (Baca: CVR Air Asia Tiba di Jakarta.)
Investigator KNKT, Ony Soeryo Wibowo, mengatakan FDR dan CVR adalah bagian terpenting dalam penyelidikan insiden pesawat Air Asia. Itu berarti, kata dia, tugas KNKT dalam operasi gabungan Air Asia telah rampung 90 persen. Selanjutnya, tugas KNKT adalah menganalisis FDR dan CVR untuk mencari penyebab jatuhnya pesawat Air Asia rute Surabaya-Singapura itu.
"Tapi kami tetap siap menerima badan utama pesawat yang baru ditemukan. Justru itu bagus karena bisa kami teliti lagi," kata Ony di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis, 15 Januari 2015. (Baca:Mengapa Penyelidikan Air Asia Perlu Satu Tahun?)
Namun ia belum bisa memastikan apakah badan utama dan sayap pesawat akan dikirim ke gudang KNKT di Pangkalan Bun atau langsung ke Jakarta. "Kami tunggu saja, siap terima," kata Ony.
Badan utama pesawat Air Asia QZ 8501 telah ditemukan kapal MV Swift milik Singapura. Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengumumkan informasi tersebut melalui akun Facebook miliknya kemarin. (Baca: Menteri Singapura: Badan Air Asia QZ8501 Ketemu.)
Menteri Eng Hen mengunggah foto badan pesawat yang ditemukan robot milik pemerintah Singapura. "Tim penyelamat MV Swift menemukan badan pesawat itu di sekitar perairan Laut Jawa," kata Menteri Eng Hen.
Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama S.B. Supriyadi mengatakan pagi ini marinir telah mengerahkan tiga tim untuk mengecek kondisi badan pesawat itu di bawah laut. Basarnas menyiapkan dua skenario terkait dengan penemuan badan utama pesawat ini.
"Pertama, angkat badan beserta isinya. Kalau tidak memungkinkan, evakuasi jenazah satu per satu," kata Supriyadi. Di lokasi penemuan badan pesawat itu juga telah bersiaga Kapal Negara Pacitan dan Kapak Negara Purworejo.
ROSALINA
Berita lain:
4 Risiko Budi Gunawan Jika Ngotot Jadi Kapolri
4 Aktor di Balik Blunder Pemilihan Budi Gunawan
SBY Copot Jabatan Tersangka, Kini Jokowi Malah...