TEMPO.CO, Abuja - Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengunjungi ibu kota negara bagian Borno, Maiduguri, yang menjadi markas kelompok bersenjata Boko Haram. Selama ini, gerombolan pengacau keamanan di Nigeria itu menjadikan Maiduguri sebagai basis perlawanan dan penyerangan ke kota-kota lainnya.
Kunjungan Jonathan ke kawasan Nigeria bagian timur laut, Kamis, 15 Januari 2015, itu berlangsung beberapa pekan sebelum penyelenggaraan pemilihan presiden. Pada pemilihan presiden mendatang, Jonathan akan bertarung kembali dengan rival politiknya. Ini sekaligus kunjungan pertamanya sejak negara tersebut dinyatakan dalam keadaan darurat pada Mei 2014.
Dalam pernyataan kepada media massa, kantor kepresidenan mengatakan kunjungan mengejutkan itu dimanfaatkan presiden untuk bertemu dengan pasukan yang terlibat dalam pertempuran melawan kelompok-kelompok bersenjata di sana.
Menurut laporan koresponden Al Jazeera, Ahmed Idris, dari Abuja, kunjungan Jonathan itu dianggap warga Nigeria sebagai sebuah perjalanan politik. "Sejak tragedi penculikan di Chibuk dan tempat-tempat lainnya, termasuk pembunuhan massal dan kekerasan mematikan lain, dia belum pernah sekali pun melakukan kunjungan. Pemilihan umum akan segera berlangsung. Dia tahu, jika oposisi melakukan kunjungan sebelum dirinya, itu dianggap sebagai bencana," ujar Idris.
Kekerasan mematikan terus meningkat dalam beberapa bulan ini di Nigeria. Sejak 2009, lebih dari 13.000 nyawa warga Nigeria hilang akibat kekerasan bersenjata di sana. Boko Haram, kelompok bersenjata yang ingin mendirikan negara Islam, dituding sebagai pelaku aksi mematikan itu. Bahkan, pada April 2014, Boko Haram menculik lebih dari 200 gadis Nigeria di Kota Chibuk.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler:
PDIP Ngotot Budi Gunawan Dilantik, Jokowi Repot
Kabar Kabareskrim Dicopot, Menteri Tedjo Tak Tahu
Kisah Rani, Kurir Narkoba Jelang Hukuman Mati
Bahas Budi Gunawan, KPK Bertemu Jokowi