TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai (NasDem) Viktor Laiskodat meyakinkan bahwa partainya tak mendominasi pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. (Baca: Gaya Komunikasi Jokowi Bikin Bingung)
Menurut Viktor, kedekatan antara Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Jokowi murni kedekatan pribadi. "Kalau ada yang bilang begitu, tandanya melecehkan Jokowi dan ingin membuat rusak hubungan NasDem dengan Jokowi," kata Viktor ketika dihubungi, Rabu, 28 Januari 2015. (Baca: Jokowi Bisa Game Over? Begini Reaksi Kader PDIP)
Menurut Viktor, saran dari partai pendukung untuk Jokowi selesai sampai Jokowi resmi menjadi presiden. Setelah itu, tutur dia, keputusan yang diambil Jokowi untuk rakyatnya, bukan untuk partai pendukung. (Baca: Tim 9 Desak Budi Gunawan Mundur dari Pencalonan)
Meski tak membantah Surya Paloh sering berkunjung ke Istana, Viktor mengatakan itu bukan untuk kepentingan partai, melainkan karena kedekatan pribadi. Menurut dia, wajar saja bila Surya memberikan pendapat dan saran, tapi Jokowi tak harus setuju. "Tak ada tekanan dari partai. Kalaupun ada, tekanan itu karena dan untuk rakyat," ujarnya. (Baca: Jokowi Tak Bisa Dimakzulkan, Begini Alasannya)
Saat ini muncul istilah baru untuk Jokowi, yakni KMP. KMP ini bukan Koalisi Merah Putih--kumpulan partai pendukung calon presiden Prabowo Subianto. KMP untuk Jokowi adalah Kalla-Mega-Paloh. Singkatan ini menggambarkan bagaimana Jokowi terbebani oleh tiga poros tersebut. (Baca: Catatan ICW: 100 Hari Kerja, Jokowi Dikepung Parpol)
Menanggapi itu, Viktor menolak berkomentar. Menurut Viktor, sebagai presiden, tentu Jokowi yang paling kuat dan tak mungkin diintervensi. "Kalau bisa diintervensi, ya, jangan jadi presiden," ujarnya. (Baca juga: Jokowi Bukan Siapa-siapa di PDIP, Beda dengan SBY)
TIKA PRIMANDARI
Topik terhangat:
Budi Gunawan | Bambang Widjojanto | Tabrakan Pondok Indah | AirAsia
Berita terpopuler lainnya:
Ahok, Hadis Nabi Muhammad, dan Ajaran Konfusius
Kisah Wanita Indonesia yang Terdampar di Chechnya
KPK Vs Polri: Inilah Pasukan Kuning 'Penjaga' KPK