TEMPO.CO, Jakarta - Laju indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia diperkirakan bakal fluktuatif karena banyak isu yang mencerminkan ketidakpastian. Berbagai sentimen itu membuat investor cenderung mengamankan keuntungan untuk sementara waktu.
Pada Rabu, 28 Januari 2015, IHSG melemah tipis 8,3 poin (0,16 persen) di level 5.268,85. IHSG juga sempat turun ke level 5.263,55. Investor asing kembali mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 442 miliar. (Baca juga: Indeks Saham Bakal Naik, Apa Saja Pemicunya?)
Kepala Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan sentimen seperti konflik Kepolisian RI dan Komisi Pemberantasan Korupsi mendorong investor melakukan aksi ambil untung. Sebagian investor juga mengurangi kepemilikan portofolio berisiko karena ada isu suku bunga di Amerika bakal segera naik. “Aksi jual dinilai lebih aman,” katanya. (Baca juga: Isu KPK Vs Polri Bakal Pengaruhi Indeks Saham)
Meski demikian, Purwoko menilai rilis terbaru laporan keuangan emiten dalam waktu dekat bisa menjadi katalis positif bagi IHSG. Setelah BBRI, publikasi laporan emiten perbankan lain yang segera menyusul dapat menjadi motivasi bagi investor untuk melakukan aksi beli.
Purwoko menyarankan investor lebih cermat memperhatikan laporan keuangan emiten. Meski mampu meraup laba, investor mesti berfokus melihat pertumbuhan komponen inti penopang laba tersebut. Jika terjadi ketidakkonsistenan, emiten tersebut bakal rawan terkoreksi dalam jangka pendek.
Tanpa kehadiran sentimen positif tambahan, IHSG diprediksi masih akan terus bergerak konsolidatif pada level 5.240-5.295. Selain mengamati perbankan, investor disarankan mencermati saham-saham konsumsi, seperti KLBF, UNVR, dan INDF.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Sebelum Diserang, KPK Bongkar Kasus Raksasa Ini
Kisah Wanita Indonesia yang Terdampar di Chechnya
Jokowi Bukan Siapa-siapa di PDIP, Beda dengan SBY