Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Banyak Daya Tariknya, Gunung Tambora Jadi Taman Nasional

Pencanangan Taman Nasional Tambora akan dilakukan Presiden Joko Widodo pada 11 April 2015.

16 Maret 2015 | 19.26 WIB

Gunung Tambora. wikipedia.org
Perbesar
Gunung Tambora. wikipedia.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Mataram - Kawasan cagar alam, suaka margasatwa dan taman burung Gunung Tambora, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan ditetapkan menjadi taman nasional. Rencananya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menandatangani penetapan itu pada Jumat 20 Maret 2015. Selanjutnya, Presiden Joko Widodo dijadwalkan meresmikannya pada 11 April 2015.

"Persetujuan sebagai taman nasional merupakan kabar gembira untuk pariwisata NTB," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB, Lalu Moh Faozal, di Mataram, Senin 16 Maret 2015.

Kawasan Tambora seluas 71.645,74 hektare meliputi cagar alam seluas 23.840,81 hekatare, suaka margasatwa seluas 21.674,68 hektare, dan taman buru seluas 26.130,25 hektare. Menurut Kepala Subbagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB Budi Kurniawan, Tambora telah dinyatakan layak menjadi taman nasional yang kedua di NTB setelah Taman Nasional Rinjani. .

Budi menyebutkan Taman Nasional Tambora memiliki potensi luar biasa sebagai obyek wisata. Sebelumnya, lingkungan Tambora terancam rusak karena masyarakat sekitar belum mendapatkan manfaat ekonominya. "Dijadikannya taman nasional dari sisi ekologi akan lestari dan dari sisi ekonomi memberikan manfaat," ujarnya. Dari sisi sosial budaya juga bisa diperoleh masyarakat.

Bentang lahan kawasan Gunung Tambora terdiri atas beberapa gugusan gunung, antara lain Gunung Tambora (2.851 mdpl), Gunung Ranu (1.128 mdpl), Gunung Lambubu (1.120 mdpl), Gunung Mbolo (1.180 mdpl), Gunung Peke (1.000 mdpl), Gunung Kancidong (950 mdpl), Gunung Tabbenae (833 mdpl), Gunung Donggo Tabbe (572 mdpl) dan Gunung Kadindingnae (505 mdpl). Gugusan gunung tersebut membentuk sungai-sungai yang berhulu di Gunung Tambora. Sungai tersebut antara lain sungai Labuhan Kenanga, Sungai Pasumba, Sungai Labuhan Bili, Sungai Nangamiro, Sungai Hodo dan Sungai Maggae.

Kawasan konservasi Cagar Alam, Suaka Margasatwa dan Taman Buru Gunung Tambora dengan bentang lahan yang sangat luas memiliki keragaman jenis tumbuhan yang cukup tinggi. Di mana sebaran tumbuhan tersebut tersebar kedalam 3 tipe ekosistem hutan mulai dari hutan musim, hutan hujan tropis dan hutan savana. Kondisi tutupan vegetasi yang rapat membentuk ekosistem yang mantap membuat kawasan konservasi Gunung Tambora memiliki peran strategis sebagai sistem penyangga kehidupan untuk menjamin keberlangsungan fungsi ekologi pada kawasan tersebut.

Kawasan konservasi Gunung Tambora ditumbuhi berbagai jenis kelasifikasi tumbuhan, seperti herba (Lepidagathis eucephala, Achyranthes bidentata, Colocasia gigantea, Dichrocephala chrysanthemifolia dan lainnya. Potensi satwa, kawasan konservasi Gunung Tambora juga merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa mulai dari klas primata, klas reptil klas mamalia hingga klas aves/burung seperti Kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea). Jumlah jenis burung yang telah teridentifikasi pada tahun 2012 sebanyak 43 jenis di mana beberapa jenis di antaranya merupakan jenis dilindungi dan satu jenis burung endemik Nusa Tenggara Barat.

SUPRIYANTHO KHAFID





Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zed abidien

Zed abidien

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus