Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Mahalnya Tarif Taksi di Jepang: Jarak 40 KM Argo Tembus Jutaan

Tarif taksi di Jepang jauh lebih mahal dibandingkan Indonesia.

29 Oktober 2017 | 08.56 WIB

Taksi buatan Toyota, JPN Taxi melintas di salah satu ruas jalan di Tokyo, Jumat 27 Oktober 2017. Tempo/Wawan Priyanto
Perbesar
Taksi buatan Toyota, JPN Taxi melintas di salah satu ruas jalan di Tokyo, Jumat 27 Oktober 2017. Tempo/Wawan Priyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tarif taksi di Jepang jauh lebih mahal dibandingkan Indonesia. Hal itu diakui pemandu wisata lokal Ping Tjuan Suharna, yang mendampingi 20 jurnalis Indonesia meliput kegiatan Tokyo Motor Show 2017 yang berlangsung mulai 25 Oktober sampai 5 November 2017.

"Jepang merupakan salah satu negara yang tarif taksinya tinggi, selain di Inggris dan Perancis," kata Ping yang sudah pengalaman memandu wisata turis Indonesia ke mancanegara, Jumat 27 Oktober 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pengalaman ketika naik taksi dari Pasifico (Yokohama) menuju arena TMS 2017 di Tokyo Big Sight, Jepang, membuktikan pernyataan pemandu wisata dari Golden Rama itu.

Baca: Tokyo Motor Show, Begini Rasanya Naik JPN Taxi Ikon Taksi Jepang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan jarak 40 km, tarif taksi menembus 13 ribu Yen atau sekitar Rp1,5 juta dengan asumsi nilai tukar Rp120 per Yen.

Pada saat buka pintu taksi jenis Toyota Alphard, tarif awalnya dimulai dengan angka 790 Yen atau sebesar Rp94.800.

Harga itu tentu saja jauh lebih tinggi dibandingkan tarif taksi di Indonesia dengan kendaraan sejenis.

Tarif taksi dengan kendaraan jenis lain, tidak jauh beda. Ketika menggunakan taksi dari Tokyo Big Sight menuju Hotel Keio Plaza di daerah Shinjuku yang berjarak sekitar 20 km, ongkos taksi mencapai angka 6.800 Yen atau setara Rp816 ribu.

Padahal saat itu, taksi yang digunakan adalah sedan Toyota Crown, dengan tarif awal 430 Yen atau Rp51.600.

Menurut Ping, tarif taksi di Jepang sama dengan di Indonesia, yaitu dikontrol pemerintah dengan menggunakan batasan tarif tertentu.

Kendati mahal, sebagian besar eksekutif di kota-kota besar Jepang lebih suka menggunakan taksi dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.

Selain tarif parkir yang tinggi, kata Ping, para pekerja kelas atas di Tokyo juga enggan menghadapi kesulitan menemukan tempat parkir.

"Karena itu 25 persen jalan-jalan di Jepang, termasuk Tokyo, dipenuhi taksi," kata pria yang fasih berbahasa Jepang itu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus