Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan memiliki kromosom XX, sedangkan laki-laki XY. Namun, ada kondisi genetik tertentu yang menyebabkan perkembangan kromosom tidak sempurna. Akibatnya, perempuan kehilangan salah satu kromosom X dalam dirinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi itu disebut dengan sindrom Turner. Sindrom ini dapat terjadi pada sekitar 1 di tiap 2.000 perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyakit ini tidak dapat dicegah, terlebih lagi penyebab kondisi genetik abnormal tak diketahui. Sebutan lain untuk sindrom Turner adalah monosomy X, gonadal dysgenesis, dan Bonnevie-Ullrich syndrome.
Perempuan yang mengalami sindrom Turner umumnya memiliki beberapa karakteristik yang terlihat sejak lahir dan usia anak-anak. Karakteristik tersebut antara lain kaki dan tangan bengkak, postur tubuh lebih pendek, langit-langit mulut lebih tinggi, telinga lebih rendah, obesitas, kelopak mata menurun, dan telapak kaki datar.
Kondisi ini membuat penderitanya berisiko mengalami masalah kesehatan lain, termasuk infertilitas, cacat jantung, masalah seksual, gangguan pendengaran, tekanan darah tinggi, mata kering, infeksi telinga yang terus berulang, dan skoliosis
Masalah kesehatan tersebut bisa muncul sejak anak-anak. Tapi gejala gangguan perkembangan seksual atau infertilitas baru bisa terdeteksi saat menginjak usia remaja.
Meski demikian, perempuan yang mengalami masalah kesehatan di atas tak berarti sindrom Turner. Untuk memastikannya, perlu pemeriksaan menyeluruh dari dokter sehingga bisa mendapatkan diagnosis akurat.
Selain masalah kesehatan di atas, orang yang mengidap sindrom Turner memiliki risiko lebih besar mengalami komplikasi medis. Masalah medis yang umum dialami antara lain gangguan ginjal sehingga sering terkena infeksi saluran kemih, hipotiroidisme, masalah jantung, serta obesitas.
SEHATQ