Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Sepp Blatter Keliru, Bidadari Muda Ini Jago Menggiring Bola  

Tanpa ide Sepp Blatter, sepak bola yang dimainkan kaum Hawa tak lantas kehilangan pesona.

7 Juni 2015 | 14.40 WIB

Vivianne Miedema. Bongarts/Getty Images
Perbesar
Vivianne Miedema. Bongarts/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO - Sepp Blatter boleh saja meremehkan sepak bola wanita. Suatu ketika, dia berujar, untuk menarik perhatian penonton, semestinya para pemain sepak bola wanita mengenakan celana yang pendek nan ketat. Persis seperti pemain bola voli.

Blatter salah besar. Tanpa ide bodohnya itu, sepak bola yang dimainkan kaum Hawa ini tak lantas kehilangan pesona. Malah sebaliknya. Satu yang patut dicatat adalah munculnya Stephanie Roche, pemain sepak bola wanita Irlandia yang masuk dalam nomine Puskas Award, pencetak gol terindah 2014.

Golnya yang dibuat dari tengah lapangan bersaing dengan Jamie Rodriguez dan Robin van Persie. Sayang, dia kalah oleh Rodriguez. Namun gol keren itu menandakan kemampuan para pemain sepak bola wanita tak kalah hebat oleh lelaki.

Di berbagai negara Eropa, liga-liga sepak bola perempuan bermunculan dengan pesona bintang-bintangnya. Itu juga yang membuat sepak bola ini kemudian gemerlap. Piala Dunia Wanita, yang diadakan sejak 1991, membuat daya tarik sepak bola wanita terus menjulang. Seperti halnya pemain sepak bola pria yang lebih dulu terkenal, bidadari di lapangan hijau pun semakin kemilau.

Mulai Ahad dinihari, 7 Juni 2015, di Kanada, kejuaraan yang diadakan empat tahun sekali ini masuk dalam penyelenggaraannya yang ketujuh kali. Seperti halnya Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, yang selalu diramalkan bersinar setiap kali Piala Dunia digelar, mereka juga punya banyak bintang. Mereka adalah bidadari yang di balik kelembutannya punya tendangan keras, aksi menggiring bola yang ciamik, dan selebrasi tak kalah menawan.  

Namun lupakan Marta, pemain Brasil yang disebut Pele-nya sepak bola wanita. Atau Homare Sawa, pemain Jepang yang hebat di lapangan tengah. Pun dengan Abby Wambach, pemain asal Amerika Serikat. Mereka memang hebat, tapi usia tak lagi muda. Pesona mereka tidak akan bertahan lama lagi.

Kini giliran para pemain muda yang segar dan mampu bermain lebih hebat. Mereka adalah Asisat Oshoala, 20 tahun, dari Nigeria, Jessie Fleming (17) asal Kanada, dan Vivianne Miedema (18) dari Belanda.

GUARDIAN | FIFA | BBC | IRFAN BUDIMAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yosep Suprayogi

Yosep Suprayogi

Alumnus jurusan Biologi IPB University. Memulai karier wartawan di harian Republika lalu bergabung dengan Tempo pada 2001 dan pensiun pada 2024

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus