Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERSIS dengan arca penjaga gapura, Wanto bersila mematung dengan kedua tangan bersedekap. Bola matanya yang mulai memerah seperti tak berkedip memelototi sebongkah batu hitam sejauh empat meter di depannya. Kadang kepalanya menjulur ke depan, seperti melongok sesuatu yang ganjil. Kantuk dan perut keroncongan tak mampu mengusik "ritual"-nya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo