Dalam laporan survei Southeast Asia Climate Change Report 2021 yang dirilis ISEAS-Yusof Ishak Institute, responden Indonesia memilih pemerintah sebagai pemangku kepentingan paling bertanggung jawab dalam mengatasi perubahan iklim, dengan angka 84,8 persen. Angka itu masih sama dengan hasil survei tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara pemerintah masih mendapat kepercayaan, tingkat kepercayaan responden pada pelaku bisnis dan industri serta individu dalam mengatasi perubahan iklim menurun. Pada hasil survei tahun lalu, pelaku bisnis dan industri mendapat angka 81,5 persen, dan menempati peringkat kedua pemangku kepentingan yang paling bertanggung jawab mengatasi perubahan iklim. Namun pada hasil survei tahun 2021, angka kepercayaan pada pelaku bisnis dan industri dalam mengatasi perubahan iklim menurun jadi 73,9 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan individu dinilai bertanggung jawab dalam mengatasi perubahan iklim oleh 75 persen responden asal Indonesia. Persentasenya menurun dari 78,3 persen responden pada survei tahun 2020, namun individu menempati peringkat kedua tentang besaran tanggung jawab dalam mengatasi perubahan iklim.
Secara keseluruhan, di tingkat ASEAN, responden masih menunjuk pemerintah pusat sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam mengatasi perubahan iklim, yakni sebesar 87 persen. Angka itu naik 1,7 persen dari hasil survei di tahun lalu. Sementara responden yang menganggap pelaku bisnis dan industri dan individu bertanggung jawab menurun dibanding tahun lalu, masing-masing dari 79,5 persen ke 74,1 persen, dan 82,1 persen ke 69 persen.
Dalam persepsi isu perubahan iklim, 71,7 persen responden asal Indonesia melihat bahwa perubahan iklim merupakan ancaman langsung dan serius. Indonesia pun menjadi negara dengan responden yang menganggap serius perubahan iklim tertinggi ketiga di Asia Tenggara. Peringkat pertama ditempati Vietnam dengan angka responden yang memilih jawaban itu sebesar 80 persen, dan selanjutnya ialah Filipina sebesar 77,9 persen.

Faisal Javier