Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Southeast Asia Technology and Transparency Inititives (SEATTI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), serta ICT Laboratory for Social Changes (iLAB) meluncurkan aplikasi MataMassa, yang bisa digunakan untuk mengawasi jalannya Pilkada.
Aplikasi MataMassa ini juga turut merangkul badan pemerintah yang berkaitan dengan jalannya pemilihan kepala daerah, seperti Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Aplikasi ini dibangun untuk melibatkan masyarakat yang partisipasinya masih rendah," ujar Ketua AJI Jakarta Ahmad Nurhasim, dalam acara peluncuran buku MataMassa: Gerakan untuk Pengawasan Pemilu Berbasis Teknologi, di Hotel Grand Cemara, Kamis, 10 September 2015.
Dalam pertemuan ini, turut hadir pula komisioner KPU Ferry, Kurnia Rizkiyansyah; anggota Bawaslu, Nelson Simanjuntak; komisioner KPK, Adnan Pandu Praja; penggagas MataMassa, Umar Idris; serta perwakilan iLAB, Nanang Syaifudin. Diskusi ini menyampaikan soal peluncuran buku MataMassa.
Buku ini membahas mengenai apa itu MataMassa dan latar belakangnya. Buku ini adalah sebuah pengantar mengenai aplikasi MataMassa yang merupakan aplikasi yang ditujukan untuk mengawal pilkada dan pemilu. Aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah dan meningkatkan partisipasi masyarakat.
Aplikasi ini sudah bisa diunduh melalui Google Play Store. Walaupun masih dalam bahasa Inggris, minggu depan aplikasi tersebut akan mulai diluncurkan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Untuk menggunakan aplikasi ini, pengguna tinggal menandai posisi di peta, kemudian mengunggah foto sebagai bukti pelanggaran. Selain itu, untuk menjamin kredibilitas dari informasi yang dilaporkan, pihak pelapor diwajibkan mengisi data pribadi. Nantinya laporan ini akan diverifikasi langsung kepada pelapor.
Mengenai keamanan pelapor, MataMassa sudah menjaminnya. Identitas yang dilaporkan tidak akan dipublikasikan dan hanya diketahui oleh admin MataMassa. "Ini supaya masyarakat dapat berkontribusi dengan bebas dengan keamanan dan kenyamanan tetap terjamin," ujar Umar di sela diskusi.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini